Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Naik Sesi I ke 6.737, Saham BBNI dan BMRI Justru Ambles

IHSG naik 0,42 persen ke 6.737 pada penutupan perdagangan sesi I hari ini. Sementara indeks menguat, saham BBNI dan BMRI justru ambles.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik pada sesi I perdagangan Selasa (28/3/2023) seiring dengan penguatan indeks, saham BBNI dan BMRI justru ambles.

IHSG mengguat 0,42 persen atau 28,32 poin menjadi 6.737,26 pada akhir sesi I. Sepanjang sesi, indeks bergerak di zona hijau pada rentang 6.715-6.744. Sebanyak 298 saham menghijau, 196 saham melemah, dan 208 saham di posisi yang sama dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

saham-saham big cap terpantau ditutup bervariasi dengan BBNI memimpin pelemahan dengan koreksi 4,47 persen ke harga Rp9.075. Kemudian pelemahan disusul oleh BMRI yang turun 0,74 persen ke Rp10.125. ASII dan ARTO juga turun masing-masing sebesar 0,43 persen dan 4,82 persen.

Sementara itu, saham big cap yang parkir di zona hijau antara lain, ADRO yang naik 2,61 persen ke 2.750. Kemudian diikuti oleh UNTR yang naik 1,62 persen ke posisi 28.250 dan saham BBRI yang naik 0,84 persen ke 4.780.

Adapun BBCA terpantau masih berada di level harga yang sama seperti penutupan sebelumnya.

Sebelumnya, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG mendapat arahan positif dari penguatan mayoritas indeks global pada perdagangan sebelumnya. Namun, secara teknikal ada kecenderungan IHSG menutup celah terlebih dahulu ke level 6.690 hingga support 6.640-6.650.

“Oleh sebab itu, IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dalam rentang 6.690-6.760,” ujar Valdy dalam riset, Selasa (28/3/2023).

IHSG diperkirakan mendapat tenaga pasca adanya keputusan bantuan likuiditas oleh Federal Reserve dan juga rencana peningkatan bantuan likuiditas dari otoritas AS. Hal ini yang juga cenderung menekan indeks dolar.

Selain itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga telah memasuki reli hari ketiga seiring berlanjutnya rebound harga saham-saham bank terutama bank regional. Hal ini berkaitan dengan kecenderungan meredanya penarikan deposit pada bank-bank besar.

Pasar juga merespon positif rencana otoritas AS untuk memperbesar emergency lending program untuk menjaga likuiditas. Hal ini terutama kepada pihak-pihak yang terdampak penutupan sejumlah bank regional pada awal Maret 2023.

Selain itu, First Citizens BancShares setuju untuk membeli sebagian besar saham Silicon Valley Bank. Namun, pelaku pasar Eropa masih mencermati perkembangan sektor perbankan pasca lonjakan credit default swap yang dialami Deutsche Bank di akhir pekan lalu.

Mayoritas indeks Eropa ditutup menguat pada perdagangan kemarin, Senin (27/3/2023). Penguatan indeks-indeks di Eropa ditopang oleh respon positif pelaku pasar terhadap perkembangan situasi perbankan di AS dan rebound pasca aksi sell-off pada sejumlah saham bank di Eropa.

Adapun hal ini diperkirakan menjadi salah satu dasar keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,75 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper