Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Selasa (28/3/2023) di zona hijau dengan penguatan 0,29 persen ke level 6.728,68 ditopang oleh indeks sektor energi yang naik 0,88 persen.
IHSG sempat bergerak ke posisi tertinggi 6.739,17 sesaat setelah pembukaan, sementara posisi terendah di 6.724,49. Sebanyak 185 saham menghijau, 67 saham melemah, dan 222 saham di posisi yang sama dengan penutupan perdagangan sebelumnya.
Mayoritas indeks sektoral mengawali pembukaan di zona hijau dengan kenaikan tertinggi pada sektor energi yang menguat 0,88 persen. Kemudian disusul sektor teknologi dengan kenaikan 0,48 persen, dan sektor kesehatan menguat 0,65 persen.
Meski demikian, sektor finansial terpantau masih di zona merah dengan pelemahan 0,20 persen pada pembukaan.
Saham-saham penghuni top 10 big cap terpantau berada di berbagai posisi pada awal perdagangan. Terpantau BBCA dan TLKM memimpin kenaikan dengan persentase sebesar 0,86 persen dan 0,25 persen sampai pukul 09.03 WIB. Di sisi lain, BBNI dan BYAN menjadi yang paling dalam penurunannya dengan koreksi sebesar 4,74 persen dan 0,91 persen.
SAGE masuk deretan top gainers di awal perdagangan dengan kenaikan 15,69 persen ke harga Rp236. Kemudian disusul CHIP dan AMMS yang naik masing-masing naik 9,77 persen dan 8,33 persen.
Baca Juga
Di sisi lain, IRSX melemah 6,52 persen ke Rp129 dan AMAN turun 6,97 persen ke Rp374 di jajaran top losers awal perdagangan.
Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan IHSG memperoleh arahan positif dari penguatan mayoritas indeks global pada Senin (27/3/2023). Akan tetapi, secara teknikal ada kecenderungan IHSG menutup gap terlebih dahulu ke 6.690 hingga support 6.640–6.650.
“Oleh sebab itu, IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dalam range 6.690–6.760 pada perdagangan Selasa (28/3/2023),” tulis Phintraco.
IHSG juga ditopang oleh kecenderungan penguatan nilai tukar Rupiah ke Rp15.155 per dolar AS pada Senin kemarin dari kisaran Rp15.350 per dolar AS pada pekan lalu. Hal ini berkaitan dengan keputusan bantuan likuiditas oleh The Fed dan rencana peningkatan bantuan likuiditas dari otoritas di AS yang cenderung menekan USD Index.
“Hal ini kami perkirakan menjadi salah satu dasar keputusan RDG BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,75 persen.”
Dari eksternal, dalam FOMC 22 Maret 2023, The Fed menyampaikan petunjuk bahwa hasil FOMC tersebut berpotensi menjadi terminal rate atau sudah hampir mencapai terminal rate.