Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG dan Obligasi Indonesia Siap Meneguk Cuan dari Bangkrutnya SVB

Runtuhnya SVB digadang-gadang bakal jadi berkah karena akan ada net buy asing ke pasar IHSG dan pasar obligasi RI.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru terkoreksi hingga 2 persen setelah Silicon Valley Bank (SVB) bangkrut, Pada perdagangan Selasa (15/3/2023). Padahal runtuhnya SVB digadang-gadang bakal jadi berkah karena akan ada net buy asing ke pasar IHSG dan pasar obligasi RI.

Hal ini lantaran, dengan kolapsnya SVB, pasar memprediksi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve alias The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya. Sentimen ini disebut-sebut akan membawa berkah kepada pasar saham maupun pasar obligasi RI. Namun, pada kenyataannya IHSG justru terkoreksi selang beberapa hari setelah kabar kolapsnya SVB. 

Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto menyebut koreksi 2 persen di pasar saham pada Perdagangan Selasa (14/3/2023) hanya bersifat temporer. Menurut dia pasar saham bakal berbalik arah ke zona hijau.

“Ini kemungkinan reaksi negatif sementara kemarin, hari ini sendiri sudah naik dan kita perkirakan akan positif,” kata Rully kepada Bisnis, Kamis (14/3/2023).

Research and Consulting Infovesta Utama Nicodemus Anggi  menilai rontoknya IHSG hingga menyentuh level 6.641,81 adalah dampak psikologis. Ada panid selling sesaat terutama untuk saham perbankan domestic.

Senada dengan Rully, Anggi menyebut, merahnya IHSG hanya temporer. Hal ini karena industru keuangan dan perbankan domestik sudah cukup tangguh untuk menghadapi isu sejenis SVB.

“Apalagi secara historis dari berbagai pengalaman krisis global, Indonesia cenderung resilient, hanya ada panic selling di pasar saham domestik dan itu juga terjadi di berbagai pasar saham regional,” katanya.

Anggi mengatakan IHSG masih akan terus volatil hingga semester I 2023. Apalagi dengan adanya baying-bayang ketidakpastian dari sentimen ekonomi global, baik dari sisi inflasi, kebijakan moneter, maupun tensi geopolitik.

Meski demikian, dia tetap optimistis bahwa IHSG akan sanggup menguat lebih baik dibanding 2022. Hal ini karena salah satunya bisa dipicu potensi surprise upside dari kegiatan kampanye pemilu pada kuartal IV/2023.

“Yang dapat mendorong perputaran uang semakin besar di masyarakat sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan hal itu akan jadi katalis positif untuk IHSG,” kata Anggi.

Adapun, pada perdagangan hari ini, IHSG bergerak volatil. IHSG sempat masuk zona hijau pada pembukaan perdagangan. Namun, per pukul 13.58 WIB indeks kembali terkoreksi hingga 0,09 persen ke level 6.636,11. Indeks tercatat bergerak di rentang 6.709,86 hingga 6.632,64 sepanjang perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper