Bisnis.com, JAKARTA – Emiten otomotif terutama yang bergerak di sektor motor listrik diprediksi bakal mendapat berkah dengan datangnya bulan puasa dan lebaran. Hal ini lantaran momentum ini bertepatan juga dengan kebijakan subsidi motor listrik dari pemerintah.
Diketahui dalam hitungan hari, umat muslim di Indonesia akan memasuki bulan Ramadan. Pemerintah resmi mengumumkan subsidi untuk motor listrik sebesar Rp7 juta per unit yang akan mulai berlaku pada 20 Maret 2023.
Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan emiten-emiten otomotif dan motor listrik akan mendapat sentiment positif menjelang bulan puasa dan lebaran. Ada potensi kinerja penjualan motor listrik akan terkerek dengan adanya sentimen-sentimen tersebut.
“harga komoditas yang cenderung turun akan membuat harga kebutuhan pokok dapat lebih terkendali, insentif yang diberikan Pemerintah membuat harga jual motor listrik menjadi lebih terjangkau,” kata Wafi kepada Bisnis, Selasa (14/3/2023).
Wafi mengatakan ada potensi penguatan saham-saham produsen kendaraan listrik atas adanya sentimen bulan puasa, lebaran, dan subsidi dari pemerintah. Hanya saja, kat dia, kinerja saham-saham emiten produsen spare part justru yang akan paling terkerek dengan adanya sentimen subsidi motor listrik.
Pasalnya, kewajiban tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 40 persen sebagai syarat subsidi motor listrik akan menjadi angin segar bagi emiten produsen spare part. Hal ini lantaran komponen motor listrik akan menjadi pangsa pasar baru bagi perusahaan produsen spare part.
Baca Juga
“Namun melihat performa harga saham-nya hingga saat ini, kami lebih suka emiten pendukung industri otomotif (seperti spareparts) yang sama-sama diuntungkan dari perkembangkan industri EV namun dengan valuasi dan performa saham yang lebih murah,” kata Wafi.
Wafi pun merekomendasikan saham PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dan PT Astra International Tbk. (ASII). Target price untuk masing-masing emiten tersebut adalah 2.200 dan 7.750.
Sementara itu, induk usaha motor listrik Volta, PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS) menyebut subsidi motor listrik, bulan puasa, dan lebaran, akan menjadi katalis positif bagi penjualan Volta. Head of Investor Relation MCAS Stanley Tjandra mengatakan subsidi serta sentimen bulan puasa akan menetralisir dampak dari kenaikan suku bunga kredit.
Dia menilai, animo masyarakat terhadap motor listrik tetap akan tinggi mengingat konsumen akan menikmati banyak penghematan ekonomis.
“Yang justru membantu mereka mengatasi kenaikan biaya hidup terkait bulan puasa dan lebaran serta kenaikan suku bunga,” kata Stanley kepada Bisnis, terpisah.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.