Bisnis.com, JAKARTA - Target produksi batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) pada 2023 yang cenderung sama dengan tahun lalu memuat analis memberikan rekomendasi hold untuk saham ITMG. Namun, belanja modal ITMG bakal naik signifikan tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan ITMG pada kuartal IV/2022, ITMG membukukan laba bersih sebesar US$306 juta, turun 29,2 persen dari kuartal sebelumnya namun naik 50,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy)
Adapun, sepanjang 2022, laba bersih ITMG tercatat sebesar US$1,2 miliar atau tumbuh 152,3 persen dibandingkan dengan tahun 2021, sejalan dengan estimasi analis yang memprediksi naik sekitar 100,6 persen dan sedikit lebih tinggi dari estimasi konsensus sekitar 107,1 persen.
Penurunan kinerja ITMG pada kuartal IV/2022 terutama disebabkan oleh penurunan harga batu bara ke US$198 per ton atau turun 6 persen dari kuartal sebelumnya, meskipun secara tahunan (yoy) naik 38 persen.
Sementara itu, volume penjualan ITMG pada kuartal IV/2022 mencapai 5,1 juta ton, turun 9 persen secara kuartalan dan 6 persen secara tahunan. Di sisi lain, stripping ratio ITMG naik 9 persen secara kuartalan pada kuartal IV/2022, yang menyebabkan penurunan marjin laba kotor (GPM) menjadi 47,8 persen, dari kuartal III/2022 55,0 persen.
Adapun, pada 2023 ITMG memperkirakan akan membukukan produksi batu bara yang cenderung melandai atau flat, sebesar 16,6 juta ton-17 juta ton, karena tidak adanya produksi dari tambang Embalut dan cuaca buruk.
Baca Juga
Terkait angka penjualannya, ITMG memprediksi volume penjualan batu bara sebesar 21,5 juta ton-22,2 juta ton pada 2023 dengan 20 persen dari penjualan batu baranya akan dilakukan dengan harga tetap dan 45 persen akan dilakukan di harga indeks.
Adapun, pada 2023 ITMG mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$84,3 juta setara Rp1,29 triliun atau naik 133,5 persen yoy. Sekitar 47,3 persen dari capex tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional, dan 21,4 persen akan digunakan untuk mendukung proyek greenfield.
"Kami mempertahankan rating hold untuk ITMG dengan target harga Rp38.000 per saham, menyiratkan P/E estimasi 2023 sebesar 4,0 kali," ungkap Analis Samuel Sekuritas Indonesia Juan Harahap dan Abraham Gosal dalam riset, Kamis (2/3/2023).
Rekomendasi Samuel Sekuritas Indonesia melihat sejumlah faktor, termasuk harga jual rata-rata (ASP) yang lebih rendah karena penurunan harga batu bara, volume penjualan yang lebih tinggi, dan neraca yang kuat.
Harga saham ITMG pada akhir perdagangan Kamis (2/3/2023) naik 2,77 persen atau 1.025 poin ke Rp38.000. Secara year-to-date, harga saham ITMG turun 2,63 persen. Namun dalam setahun (yoy) harga sahamnya tumbuh 73,71 persen.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.