Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang rebound pada perdagangan Selasa (28/2/2023) setelah ditutup terkoreksi 0,03 persen ke 6.854,78 kemarin. Penguatan IHSG ditopang oleh gerak positif mayoritas indeks global pada Senin (27/2/2023).
Indeks-Indeks Wall Street menguat pada Senin waktu setempat sejalan dengan koreksi yield obligasi Amerika Serikat setelah mencapai level tertinggi sejak November 2022. Yield obligasi AS sempat menguat pada Jumat (24/2/2023) dipicu oleh kenaikan US PCE Price index ke 5,4 persen yoy pada Januari 2023 dari 5,3 persen yoy pada Desember 2022.
“Data ini merupakan salah satu indikator inflasi yang diperhatikan oleh The Fed dalam memutuskan kebijakan moneternya. Kenaikan ini makin memperkuat keyakinan pasar bahwa kenaikan The Fed Rate masih akan terjadi sampai dengan 3 kali lagi pada 2023 ini,” tulis Phintraco Sekuritas, Selasa (28/2/2023).
Sebelumnya, rebound juga dicatatkan oleh indeks-indeks di Eropa pada perdagangan Senin. Terlepas dari faktor technical rebound, hal tersebut juga ditopang oleh pernyataan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak yang memberikan sinyal kesepakatan perdagangan baru dengan Uni Eropa setelah Brexit. Sementara itu, European Central Bank (ECB) berencana kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada Maret 2023.
“Rebound mayoritas indeks global pada Senin berpotensi mendorong rebound IHSG ke 6.870 pada perdagangan Selasa (28/2/2023),” lanjut Phintraco dalam risetnya.
Secara teknikal, IHSG menutup gap ke 6.840 dan membentuk pola spinning bottom pada perdagangan kemarin. Sejalan dengan pergerakan tersebut, penyempitan negative slope pada MACD juga berlanjut.
Baca Juga
Dari dalam negeri, rencana pemerintah untuk memberlakuan kemudahan perizinan kegiatan seni dan olahraga bakal mendorong ekspektasi peningkatan belanja masyarakat. Dengan demikian, penyaluran kredit sektor perbankan diperkirakan meningkat. Dengan demikian, pelaku pasar dapat mencermati potensi rebound lanjutan pada saham-saham bank, seperti BBNI, BMRI, BBCA dan BBRI.
Ekspektasi peningkatan belanja masyarakat juga turut mendorong penguatan sejumlah saham property and real estate, seperti PWON, CTRA, SMRA dan BSDE. Phintraco Sekuritas merekomendasikan trading buy untuk memanfaatkan potensi rebound lanjutan jangka pendek.