Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO) kedapatan investor strategis ketika IPO yakni Masdar, perusahaan asal Uni Emirat Arab.
Menteri Industri dan Teknologi Termutakhir Uni Emirat Arab sekaligus Chairman Masdar Sultan Al Jaber mengatakan investasi di PGEO merupakan wujud dari upaya Masdar untuk mendukung komitmen transisi energi Indonesia. Investasi pada bisnis panas bumi juga merupakan bentuk dukungan Masdar terhadap pengurangan emisi sembari menjaga keamanan energi.
“Untuk mencapai target 1,5°C yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris, umat manusia harus memanfaatkan semua sumber energi rendah karbon, termasuk sumber yang saat ini kurang dimanfaatkan, seperti panas bumi,” kata Al Jaber dalam siaran pers,
Direktur Utama Pertamina Geothermal Ahmad Yuniarto menyampaikan harapannya untuk kerja sama lebih jauh dengan Masdar. PGEO saat ini memiliki kapasitas panas bumi terbesar di dunia dan berencana mengembangkan 600 megawatt (MW) dalam kapasitas terpasang tambahan selama lima tahun ke depan.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Masdar di area yang saling melengkapi dan memungkinkan pengembangan lebih jauh untuk menjadi perusahaan energi ramah lingkungan kelas dunia, dengan kapasitas panas bumi terbesar secara global,” kata Ahmad.
CEO Masdar Mohamed Jameel Al Ramahi mengemukakan investasi strategis di PGEO bakal melengkapi jejak investasi Masdar di Indonesia yang merupakan pasar panas bumi terbesar kedua di dunia.
Baca Juga
“Kami sangat antusias untuk menambahkan energi panas bumi dalam portofolio energi bersih kami. Ini akan menempatkan kami sebagai pemimpin global dalam menyajikan solusi energi bersih,” kata Mohamed Jameel Al Ramahi.
Indonesia memiliki target untuk menambah kapasitas panas buminya dari 2,8 gigawatt (GW) pada 2022 menjadi 6,2 GW pada 2023. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan emisi nol bersih pada 2060 dengan memastikan 23 persen pasokan energi pada 2023 berasal dari sumber terbarukan.
PGEO menjadi perusahaan terbaru yang mengisi portofolio investasi Masdar dalam rangka memperkaya kemitraan strategis di Asia Pasifik. Sebelumnya, Masdar telah masuk dalam pengembangan fasilitas tenaga surya sebesar 145 MW dalam Cirata Floating Solar PV Plant.
Tahun lalu, Masdar menandatangani perjanjian dengan Tuas Power, EDF Renewables, dan PT Indonesia Power untuk menjajaki pengembangan kapasitas surya hingga 1,2 GW di Indonesia untuk diekspor ke Singapura.