Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indosat (ISAT) Bidik Pertumbuhan Pendapatan 6 Persen Tahun Ini

Indosat (ISAT) berharap pertumbuhan pendapatan tahun ini dapat bergerak paling tidak sejalan mengikuti pertumbuhan pasar yakni 5-6 persen.
Karyawan melayani pelanggan di gerai PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison di Jakarta, Rabu (15/2/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamrti
Karyawan melayani pelanggan di gerai PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison di Jakarta, Rabu (15/2/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamrti

Bisnis.com, MEDAN - PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini mencapai 5-6 persen.

Director and Chief Financial Officer Indosat Ooredoo Hutchison Nicky Lee pada Media Update IOH di Medan, Senin (20/2/2023), mengatakan paling tidak pertumbuhan ISAT di 2023 ini dapat bergerak sejalan mengikuti pertumbuhan pasar.

"Grow revenue 5-6 percent. At least in line," tuturnya.

Kemudian terkait capital expenditure (capex), Nicky menyebut IOH telah menggelontorkan dana yang cukup fantastis, yaitu sebanyak Rp200 triliun pada 2022 lalu.

"Sebelumnya kita spend capex antara Rp6 triliun sampai Rp8 triliun. Tetapi dengan merger kemarin, dari keduanya bersinergi. Sehingga bisa lebih powerful lagi, ber-impact lagi untuk melakukan banyak hal. Sinergi jaringan, inovasi jaringan, dan sebagainya, itu di tahun 2022," lanjut Nicky.

Tidak terlepas dari komitmen meningkatkan kepuasan pelanggan, ia mengatakan di tahun 2023 nominal capex yang akan dikeluarkan IOH sebesar Rp13 triliun. Nilai ini memang cukup jauh dari capex yang dilepas pada tahun sebelumnya.

Begitu pun, dana tersebut nantinya akan digunakan untuk mendukung pembangunan jaringan yang dilakukan secara masif, mikro, sehingga tujuan digitalisasi Indonesia dapat tercapai.

Chief Executive Officer Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menjelaskan bahwa terkhusus wilayah Sumatra Utara, dalam rangka mencapai target digitalisasi, jaringan yang dibangun akan sampai mencakup wilayah kecamatan, perdesaan, hingga ke rural area. 

Vikram pun menegaskan ia akan memotong masa perkiraan selesainya integrasi jaringan dari 2 tahun, menjadi hanya 1 tahun saja.

"Jadi kita ingin customer merasakan secepat mungkin impact dari merger di tahun ini," tambah Vikram.

Di Sumatra, sejumlah peningkatan perusahaan yang tercatat pascamerger antara lain naiknya jumlah pengguna seluler yang mencapai 91 persen. Kemudian diikuti dengan pertumbuhan angka lalu lintas data yang mencapai 98 persen, hingga peningkatan jumlah BTS 4G yang tercatat 107 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ade Nurhaliza
Editor : Ibad Durrohman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper