Bisnis.com, JAKARTA – Investor saham kawakan yang kerap disebut sebagai Warren Buffet dari Indonesia, Lo Kheng Hong genap berusia 64 tahun pada hari ini, Senin (20/2/2023).
Lahir 64 tahun yang lalu, Lo Kheng Hong memulai investasi pertamanya tahun 1989 pada emiten PT Gajah Surya Multi Finance Tbk. LKH membelinya saat emiten tersebut penawaran saham perdana (IPO/Initial Public Offering).
Saat itu, Lo Kheng Hong berusia 30 tahun dan bekerja sebagai kepala cabang sebuah Bank. Namun nyatanya, saham yang dibelinya tidak membawa keuntungan dan terpaksa dijual dengan harga yang lebih murah.
Enam tahun setelahnya, tepatnya 1996, LKH memutuskan pensiun dini dan fokus pada investai saham. Dia mulai bermanuver di beberapa emiten seperti PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk., PT Panin Financial Tbk. (PNLF), dan PT Rigs Tenders Indonesia Tbk. (RIGS).
LKH berinvestasi jangka panjang di beberapa saham potensial dan membawanya masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.
Diketahui keadaan ekonomi masa kecil LKH berbeda 180 derajat dengan hidupnya sekarang. LHK kecil harus tinggal di sebuah rumah petak.
Baca Juga
Setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), LKH tidak lantas melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah lantaran keadaan ekonomi. Pria kelahiran 20 Februari 1959 itu, terpaksa bekerja sebagai staf Tata Usaha di Overseas Express Bank (OEB). Barulah di usia 20 tahun, Lo Kheng Hong kuliah di Universitas Nasional, jurusan Sastra Inggris.
Nyatanya, keadaan ekonomi Warren Buffett versi Indonesia ini tidak menjadi penghalang berinvestasi. LHK tidak pelit dalam memberikan tips investasi khususnya bagi anak muda.
TIPS INVESTASI ALA LO KHENG HONG
Beberapa tips investasi ala LKH yaitu, pertama, perhatikan laporan keuangan perusahaan dengan rutin membacanya. Laporan keuangan merupakan sumber valid yang memberikan secara detail informasi suatu perusahaan.
Kedua, rajin membaca buku Warren Buffett. Menurut LKH, tips dan trik investasi Warren Baffett terbukti ampuh.
Ketiga, jangan ikut-ikutan. LKH mengatakan investor tidak perlu merasa tergesa-gesa memutuskan investasi, sebaliknya tetap harus mengkaji emiten yang akan dipilih.
Keempat, sabar seperti membeli saham IPO dengan harga murah, lalu menjualnya ketika listing dengan harapan mendapatkan keuntungan.
Kelima, berinvestasi di bidang usaha yang tepat dan untung, artinya pilihlah emiten yang memiliki PBV kecil tetapi memiliki aset banyak dan utang yang kecil.
Keenam, pilih emiten yang berintegritas soal tata Kelola, kejujuran serta manajemen. Ketujuh, membeli dan menjual saham disaat yang tepat.
Kedelapan, teliti dalam meninjau reputasi pimpinan perusahan, jajaran direksi, dan komisarisnya merupakan hal yang bagus dan bisa menentukan kesuksesan berinvestasi.
