Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana masih Volatil, Ini Tips Investasinya

Reksa dana terdorong penguatan pasar saham dan obligasi sebagai aset dasarnya.
Reksa dana terdorong penguatan pasar saham dan obligasi sebagai aset dasarnya.
Reksa dana terdorong penguatan pasar saham dan obligasi sebagai aset dasarnya.

Bisnis.com, JAKARTA – Laju reksa dana yang mengikuti underlying aset seperti saham dan obligasi diprediksi masih akan bergerak volatil.

Dinamika pasar saham awal tahun disebut cenderung volatil dimana tren net buy baru terjadi di pasar saham sejak awal Februari paska dominan mencatat net sell pada bulan Januari. Secara year to date, kinerja IHSG sudah mencatat positif return sebesar 0,72 persen. Begitu pula kinerja pasar obligasi negara yang tercermin dari infovesta government bond index naik 1,01 persen.

Research and Consulting Infovesta Utama Nicodemus Anggi mengatakan prospek dana kelolaan reksa dana bisa melanjutkan tren peningkatan, melanjutkan kinerja positif di Januari setelah sebelumnya terpengaruh kebijakan perpindahan dana ke Kontrak Pengelolaan Dana (KPD). 

“Karena pada Januari pun sudah meningkat sehingga perpindahan dana ke KPD yang sangat terasa di tahun lalu saya menilai sudah tidak signifikan lagi,” katanya menjawab pertanyaan Bisnis, Rabu (15/2/2023). 

Nicodemus menjelaskan dana kelolaan reksa dana saham diproyeksi bertambah di bulan ini seiring dengan arah positif yang bisa dicatatkan IHSG sebagai underlying asset-nya pada pekan ini. 

“Hal itu terkait sudah masuknya musim laporan keuangan dan ekspektasi inflasi melandai serta BI yang menahan suku bunga acuan,” jelasnya. 

Melihat hal itu, Nicodemus mengatakan investor maupun manajer investasi dapat memperhatikan reksa dana pendapatan tetap dengan kombinasi reksa dana saham karena kinerja reksa dana pendapatan tetap akan terlihat lebih unggul. 

“jika dilihat dari prospeknya sampai kuartal I/2023, kinerja RD Pendapatan Tetap diproyeksi masih lebih unggul dibanding jenis lainnya, apalagi jika pada bulan depan, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sesuai konsensus 25 bps dengan statemen yang lebih bernada dovish sehingga bisa lebih meningkatkan kenaikan harga obligasi domestik,” jelasnya. 

Khusus reksa dana pasar uang, kata Nicodemus, underlying asset yang digunakan MI diprediksi lebih mengutamakan deposito dalam jumlah besar ke perbankan sehingga bisa mendapatkan special rate dengan bunga yang lebih tinggi.

“Selain itu, obligasi dibawah 1 tahun yang memiliki harga terdiskon (di bawah 100) dengan kupon yang sesuai target internal perusahaan bisa menjadi alternatif racikan MI karena nantinya ketika bisa masuk di harga diskon, harga obligasi akan naik ke level 100 pada saat jatuh tempo, jadi bisa mendapatkan manfaatkan return dari kenaikan harga tersebut,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper