Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja reksa dana pada awal 2023 ikut terimbas sejumlah sentimen yang menyelimuti pasar. Berdasarkan laporan Infovesta Utama pada Senin (13/2/2023), kinerja reksa dana saham pada periode 6–10 Februari 2023 minus sebesar 0,46 persen.
Reksa dana campuran juga minus sebesar 0,30 persen dan reksa dana pendapatan tetap minus sebesar 0,03 persen. Sementara itu, reksa dana pasar uang meningkat 0,08 persen. Perkembangan itu sejalan dengan tren dana kelolaan pada Januari 2023 yang memperlihatkan kenaikan pada reksa dana berbasis surat utang.
Co Founder dan CEO Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengemukakan volatilitas pada pasar saham pada awal 2023 turut tercermin pada kinerja dan dana kelolaan reksa dana berbasis saham. Meski demikian, dia mencatat bahwa pergerakan IHSG pada Januari 2023 cenderung datar.
“Dana kelolaan industri untuk reksa dana berbasis saham juga tidak terlalu bergerak secara signifikan,” kata Guntur, Selasa (14/2/2023).
Di tengah kondisi ini, Guntur mengatakan penurunan jangka pendek pada reksa dana saham tidak terlalu memengaruhi pengelolaan portofolio. Dia menjelaskan bahwa Pinnacle menerapkan strategi kuantitatif dalam proses investasi di reksa dana yang dikelola, mulai dari pembentukan portofolio, penentuan underlying asset dan juga pembobotan.
“Kinerja dalam periode pendek kami melihat hanya sebagai ‘noise’. Namun dengan strategi kuantitatif kami dapat mengkonstruksi portofolio yang optimal yang dapat beradaptasi sesuai dengan kondisi pasar,” jelasnya.
Baca Juga
Proses investasi yang mengacu pada data dan strategi kuantitatif membuat Pinnacle melihat kondisi makro global sebagai faktor yang perlu diperhatikan. Guntur mengatakan pihaknya selalu melakukan monitor pada portofolio untuk memastikan manajemen risiko yang terukur.