Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Selasa (14/2/2023) di tengah penantian pasar terhadap data neraca perdagangan, suku bunga BI7DRR, dan inflasi AS.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG saat ini berpotensi mengalami kenaikan terbatas di tengah rilis data perekonomian yang akan dilansir dan rilis data kinerja emiten secara full year 2022.
"Namun, hingga saat ini belum terlihat adanya capital inflow yang mengalir deras masuk ke dalam pasar modal kita, sehingga peluang terjadinya tekanan jangka pendek juga masih terbuka," paparnya dalam publikasi riset.
Menurut William, momentum koreksi dapat terus dimanfaatkan untuk melakukan pembelian mengingat saat ini masih di awal tahun. Hari ini IHSG berpotensi terkonsolidasi di rentang 6.803 - 6.902. Rekomendasi saham pilihannya adalah BBRI, BBCA, ITMG, BSDE, AKRA, LSIP, TBIG
Sebelumnya pada Senin (13/2/2023), IHSG ditutup menguat 0,29 persen atau 19,81 poin ke 6.900,14. IHSG sempat bergerak mencapai level tertinggi 6.915,14 sepanjang sesi perdagangan dan menduduki level terendah di 6.871,88.
Sementara itu, Indo Premier Sekuritas memprediksi IHSG berbalik arah menguat pada pekan ini karena sejumlah sentimen penopangnya yakni neraca perdagangan, BI Rate, dan inflasi AS.
Baca Juga
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Rifqi Satria Dinandra mengatakan penguatan market minggu ini karena sentimen neraca pendagangan dan BI Rate dan inflasi AS. Dia menjelaskan pada Desember lalu neraca perdagangan tercatat surplus US$3,89 miliar dan pada Januari konsensus memperkirakan akan kembali surplus US$3,26 miliar.
“Sementara itu, BI rate yang pada Januari lalu sudah dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen, pada pertemuan Februari ini konsensus memperkirakan BI akan menahan tingkat suku bunganya,” katanya dalam keterangan tertulis.
Terkait sentimen positif inflasi AS yang akan diumumkan pada 14 Februari waktu AS, sejauh ini konsensus pasar terkait inflasi akan turun lagi ke 6,2 persen dari sebelumnya 6,5 persen.
“Inflasi AS menjadi salah satu data yang dinanti investor untuk memperkirakan arah kebijakan The Fed,” jelasnya.
Sebelumnya IHSG mengalami penurunan sebesar 0,5 persen pada minggu lalu dengan penurunan terdalam di sektor teknologi sebesar 7,6 persen.
“IHSG panas-dingin pada minggu lalu tertekan sektor teknologi dan properti atau real estate. Teknologi yang melemah ini terimbas bursa global yang sektor teknologinya juga melemah. Sektor properti dan real estate ada profit taking karena beberapa minggu lalu sempat menguat,” jelas Rifqi.
Rifqi menjelaskan secara umum saham-saham minggu lalu tertopang rilis PDB Indonesia dan cadangan devisa.
Pada kuartal IV 2022, PDB Indonesia tumbuh 5,01 persen year on year dengan pertumbuhan tertinggi sektor transportasi dan pergudangan, akomodasi dan makanan-minuman yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan kunjungan wisatawan mancanegara.
"Secara tahunan PDB Indonesia tumbuh 5,31 persen yang tertopang pengeluaran dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,93 persen dan menjadi sumber pertumbuhan terbesar 2,61 persen,” lanjutnya.
Sementara itu, industri pengolahan juga tumbuh 4,89 persen yoy sehingga menjadi sumber pertumbuhan terbesar berdasarkan lapangan usahanya.
Selanjutnya sentimen positif pekan lalu yakni cadangan devisa Januari sebesar US$139,4 miliar yang naik dari sebelumnya di Desember US$137,2 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh penerbitan global bonds pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa. Cadangan devisa setara dengan 6,1 bulan impor.
Simak pergerakan IHSG hari ini secara live.
IHSG ditutup naik 0,6 persen atau 41,71 poin menjadi 6.941,85.
Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.909,88-6.941,85.
IHSG naik 0,24 persen ke level 6.916,37 pada awal sesi II.
IHSG naik 0,28 persen atau 19,58 poin menjadi 6.919,72 pada akhir sesi I.
Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.909,88-6.940,02.
IHSG dibuka naik 0,28 persen atau 19,35 poin menjadi 6.919,49.