Bisnis.com, JAKARTA – Lion Parcel, anak usaha Lion Air Group di sektor logistik, tengah mempertimbangkan ulang rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2023.
Chief Marketing Officer Lion Parcel Kenny Kwanto mengatakan, sebelumnya Lion Parcel menargetkan dapat melakukan IPO pada 2023. Namun, saat ini perusahaan tengah mengkaji ulang rencana tersebut mengingat kondisi pasar yang dinilai kurang kondusif.
Kenny menuturkan salah satu faktor yang membuat Lion Parcel mengkaji ulang rencana IPO adalah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung fluktuatif pada awal 2023.
Dia mengatakan kinerja perusahaan akan terimbas negatif jika melakukan penawaran umum perdana saham saat pasar tengah lesu.
“Kami mau masuk saat IHSG sedang tumbuh tinggi-tingginya, sehingga kinerja kami juga akan terbantu dari sisi market,” katanya, Senin (13/2/2023).
Selain itu, Lion Parcel juga masih mempertimbangkan sentimen – sentimen yang beredar, seperti dampak tahun politik terhadap pasar. Meski demikian, Kenny juga tidak menutup kemungkinan Lion Parcel dapat melakukan IPO pada tahun ini.
Baca Juga
Dia mengatakan, Lion Parcel juga telah berdiskusi dengan sejumlah lembaga terkait rencana Lion Parcel melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Kami belum bisa bilang belum jadi [IPO pada 2023]. Yang pasti kami mau segera IPO, tetapi saat ini kami masih wait and see,” tutupnya.
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Lion Parcel Farian Kirana mengatakan rencana IPO perseroan pada 2023 tak lepas dari momentum pertumbuhan industri logistik yang justru terdorong pandemi Covid-19.
Sementara itu, rencana IPO Lion Air yang belum ada kabar kelanjutannya, kemungkinan disebabkan dampak pandemi yang dalam pada industri penerbangan. Farian berpendapat jika bukan karena Covid-19, rencana IPO perusahaan induknya itu kemungkinan dapat dilanjutkan.
"Secara animo masyarakat mengenai logistik, mereka lebih aware. Itulah yang membuat Lion Parcel timingnya lebih pas [menggelar IPO] pada masa Covid-19," kata Farian.