Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada perdagangan akhir pekan, Jumat (10/2/2023), dibayangi oleh sikap agresif Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan dibayangi oleh pelemahan Wall Street dan indikator teknikal, yaitu Stochastic RSI dan MACD yang membentuk deathcross di Kamis (9/2/2023), mengindikasikan potensi pelemahan lanjutan IHSG akhir pekan ini (10/2/2023).
"IHSG diperkirakan akan menguji support level 6.840 pada hari ini," kata Valdy, Jumat (10/2/2023).
Dia melanjutkan, dari global, indeks-indeks Wall Street kembali melemah pada Kamis (9/2/2023) yang kembali dipimpin oleh Nasdaq dengan penurunan 1,02 persen. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran bahwa pengetatan The Fed masih akan lebih agresif daripada yang diantisipasi oleh pasar setelah pernyataan dovish Kepala The Fed, Jerome Powell pada Selasa.
Dalam kesempatan tersebut, Powell menyatakan inflasi di AS berada dalam tren penurunan. Pelaku pasar juga mencermati rilis kinerja keuangan tahun penuh 2022 dari perusahaan di AS. FactSet melaporkan hampir 70 persen perusahaan di S&P 500 yang telah merilis kinerja tahun penuh 2022 mencatatkan kinerja di atas ekspektasi analis.
Sentimen juga datang dari U.S. Initial Jobless Claims naik ke 196.000 pada pekan yang berakhir 4 Februari 2023 dari 183.000 pada pekan sebelumnya. Angka tersebut juga lebih tinggi dari perkiraan di 190.000.
Baca Juga
Respon pasar di regional Asia dan Eropa terhadap data tersebut, dan kaitannya dengan ekspektasi arah kebijakan The Fed dapat mempengaruhi IHSG, terutama pada perdagangan sesi II.
Dari dalam negeri, pertumbuhan penjualan ritel melambat ke 0,7 persen yoy pada Desember 2022, dibandingkan realisasi pertumbuhan sebesar 1,3 persen yoy di November 2022. Hal berpotensi mempengaruhi saham terutama di sektor consumers-related pada hari ini.
Phintraco Sekuritas memperkirakan resistance IHSG berada pada level 7.000, dan support di 6.840. Adapun saham-saham yang menjadi pilihan analis adalah ESSA, CPIN, AGII dan TBIG.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.