Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Produsen Lateks Haloni Jane (HALO) Hampir ARA Usai IPO

Produsen sarung tangan lateks PT Haloni jane Tbk. (HALO) resmi IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/2/2023).
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen sarung tangan lateks PT Haloni Jane Tbk. (HALO) resmi IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/2/2023). Harga saham HALO terpantau menguat 23 persen ke Rp123 sampai dengan pukul 10.13 WIB.

Saham HALO diperdagangkan pada rentang Rp93–Rp129 sepanjang sesi. Sebanyak 572,12 juta saham diperdagangkan dengan nilai mencapai Rp63,32 miliar. HALO menawarkan 1,13 miliar saham baru dengan harga Rp100 yang mewakili 20 persen modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian, HALO berhasil mengimpun dana IPO sebesar Rp113 miliar.

Selama masa penawaran pada 1–6 Februari 2023, saham HALO mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 101,6 kali. “Kami sangat senang melihat antusiasme investor atas IPO Perseroan. Sebelum go public kami sudah melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 40 persen pada 2022 menjadi lebih dari 1.200 juta sarung tangan per tahun," kata Direktur Utama Haloni Jane Louis Hans Laurence, Rabu (8/2/2023).

Dia mengatakan dana hasil penawaran umum ini akan digunakan untuk modal kerja yang akan dimanfaatkan sepenuhnya untuk ekspansi dan meningkatkan penjualan ke pasar di luar negeri dan domestik. Rencana ekspansi ke pasar luar negeri dan domestik ini tidak lepas dari keputusan manajemen untuk menghentikan ekspor selama 2022.

Louis mengatakan kenaikan luar biasa tarif angkutan peti kemas imbas dari pandemi, konflik geopolitik di Ukraina dan tingkat inflasi memengaruhi kondisi pasar. Hal ini berdampak negatif terhadap penjualan HALO dalam jangka jangka pendek.

"Ketika tarif peti kemas naik lebih dari sepuluh kali lipat, manajemen mengambil keputusan untuk menunda pengiriman dalam jumlah besar ke luar negeri," lanjutnya. Pada 2022, HALO membukukan pendapatan sebesar Rp300 miliar. Nilai itu turun daripada 2021 yang mencapai Rp455,1 miliar.

Meski demikian, Lous mengatakan tarif angkutan telah kembali normal. Lonjakan infeksi di China juga memberi sinyal bahwa kebutuhan sarung tangan tetap prospektif. Produk HALO tercatat telah memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat untuk seluruh jajaran produknya, sehingga memiliki akses ke pasar Negeri Paman Sam. Selain itu, HALO juga mengantongi akreditasi penuh untuk pasar Uni Eropa. 

HALO juga memiliki akses langsung ke kapasitas pemrosesan lateks segar dari perkebunan karet di Sumatra Selatan yang dikelola oleh Shamrock Group. Hal ini memungkinkan HALO untuk memaksimalkan kualitas produk serta meminimalkan risiko ketersediaan pasokan bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper