Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) memprediksi suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) cenderung stabil pada 2023, tetapi pasar properti akan terdampak jelang Pemilu 2024.
Direktur PWON Ivy Wong memproyeksi suku bunga untuk kredit pemilikan rumah (KPR) akan relatif stabil sepanjang 2023. Hal ini lantaran rata-rata bunga KPR disebut turun dalam dua bulan terakhir.
Terlebih lagi rata-rata perbankan memperpanjang tenor KPR sehingga konsumen mendapatkan cicilan yang lebih panjang dan lebih terjangkau.
Ivy juga memperkirakan penjualan akan melambat memasuki masa kampanye jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Secara historis penjualan properti jelang Pemilu relatif lambat. Namun, ia mengatakan penjualan juga bergantung pada kandidat Presiden dan kondisi lapangan.
“Misalnya ganti Presiden berarti mereka ada unsurnya mau tunggu itu siapa jadi kandidatnya,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (6/2/2023).
Lebih lanjut, Ivy mengatakan konsumen akan memilih untuk menunggu atau wait and see mengenai kebijakan untuk sektor properti dari kandidat yang ada. Konsumen disebut mau melihat apakah ada tambahan insentif maupun subsidi untuk pembelian hunian.
Baca Juga
Ivy mengatakan capaian Rp1,5 triliun segmen high rise menyumbang 50 persen, sedangkan sisa 50 persen berasal dari proyek hunian atau landed house. Meski demikian, capaian marketing sales Rp1,5 tersebut masih dibawah target sebesar Rp1,8 triliun.
“Subsidi [PPN DTP] memang mendorong penjualan yang utama kita punya inventory stock di segmen apartemen," jelasnya.
PWON menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp2,4 triliun pada 2023. PWON akan menganggarkan dana Rp1,5 triliun akan digunakan untuk pembelian lahan di Batam, Jawa Tengah, dan Bali.
PWON akan masuk proyek baru seperti melakukan ekspansi di Surabaya dengan untuk menambahkan kondominium dan menambah luas mal. Kemudian PWON berencana untuk membangun proyek mixed use seperti pusat perbelanjaan, hotel, dan perumahan untuk ekspansi di Batam, Jawa Tengah, dan Bali.
Sementara itu, sisa anggaran capex akan digunakan untuk operasional dan juga proses konstruksi. Ivy mengatakan kebutuhan belanja baru akan terlihat ditengah proses konstruksi.
Mengenai pendanaan capex, Ivy menyebut Rp1,5 triliun sudah disiapkan dari kas internal. Sementara sisanya kemungkinan akan ada opsi pinjaman untuk biaya konstruksi.