Bisnis.com, JAKARTA – Emiten emas pelat merah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam mencatatkan penurunan produksi untuk hampir semua jenis logam. Mulai dari feronikel, emas, hingga bauksit.
Hanya produksi alumina yang mengalami kenaikan sepanjang 2022.
Berdasarkan laporan hasil produksi ANTM sepanjang 2022, ANTM membukukan volume produksi feronikel unaudited sebesar 24.334 ton nikel dalam feronikel (TNi). Jumlah produksi tersebut turun 5,74 persen dari volume produksi sepanjang 2021 yang mencapai 25.818 ton feronikel.
Tingkat penjualan unaudited sepanjang 2022 mencapai 24.210 TNi.
Corporate Secretary ANTM Syarif Faisal Alkadrie mengungkapkan, di tengah kondisi volatilitas ekonomi dan pasar global saat ini, ANTM berfokus untuk mengimplementasikan kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien. Caranya dengan tetap menjaga kestabilan tingkat produksi dan upaya perluasan basis pasar penjualan feronikel.
“Perusahaan meyakini bahwa, performa segmen nikel ANTM akan konsisten bertumbuh seiring dengan penguatan kondisi ekonomi global dan outlook positif penyerapan komoditas nikel,” katanya dalam keterbukaan informasi kepada investor publik, dikutip Minggu (5/2/2023).
Selanjutnya, pada 2022, Antam mencatatkan produksi bijih nikel unaudited sebesar 8,62 juta wet metric ton (wmt) atau turun sekitar 21,63 persen dari produksi bijih nikel pada tahun sebelumnya yang mencapai 11 juta wmt.
Penjualan bijih nikel unaudited ANTM sepanjang 2022 mencapai 6,95 juta wmt, yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel Antam dan penjualan kepada pelanggan domestik.
“Dengan profil sumber daya dan cadangan bijih nikel yang baik, sejalan pula dengan rencana pengembangan segmen nikel Perusahaan, ANTM akan memperkuat skala bisnis Perseroan melalui upaya hilirisasi mineral nikel diantaranya untuk mendukung pengembangan ekosistem industri Baterai Listrik Nasional,” kata Syarif.
Kemudian, dari sisi produksi emas, sepanjang 2022 ANTM mencatat total produksi 1.268 kg emas atau setara dengan 40.767 troy ons emas. Jumlah ini turun 24,88 persen dibandingkan dengan jumlah produksi pada tahun sebelumnya yang mencapai 1.688 kg atau setara dengan 54.270 troy ons emas.
Dari sisi penjualan, Antam mencatatkan volume penjualan emas unaudited sebesar 34.967 kg atau 1,12 juta troy ons, dengan penjualan pada kuartal IV/2022 berkontribusi sebanyak 9.036 jg atau 290.514 troy ons, seiring dengan penguatan ekonomi nasional dan pertumbuhan tingkat permintaan di dalam negeri.
“Guna meningkatkan nilai tambah produk emas Logam Mulia, pada Oktober 2022, Antam meluncurkan produk perhiasan dan emas batangan Batik Indonesia Seri III berupa empat motif batik warisan budaya nusantara Indonesia yaitu Batik Bokor Kencono, Batik Huk, Batik Srimanganti, dan Batik Mahkota Siger,” paparnya.
Kemudian, jumlah produksi bauksit unaudited Antam sepanjang 2022 tercatat sebesar 1,65 juta wmt atau turun 1,19 persen dibandingkan dengan volume produksi tahun sebelumnya sebanyak 1,67 juta wmt, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik alumina dan penjualan kepada pelanggan pihak ketiga.
Penjualan bauksit unaudited pada sepanjang 202 2tercatat sebesar 1,24 juta wmt. Selain penjualan ekspor, Perusahaan berfokus pula dalam pengembangan penjualan bauksit di dalam negeri.
Sementara itu, pada produksi Alumina, ANTM mencatatkan peningkatan hingga sekitar 59,19 persen dari hanya 95.209 ton pada 2021 menjadi 151.565 pada 2022.
“Peningkatan produksi ini sejalan dengan strategi ANTM dalam mengoptimalkan operasi Pabrik CGA Tayan serta meningkatkan volume penjualan produk-produk alumina. Pada 2022, Antam melalui entitas anak Perusahaan yang mengoperasikan Pabrik CGA Tayan,” imbuh Syarif.