Bisnis.com, JAKARTA — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) akan menggunakan hasil divestasi saham PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) untuk ekspansi anak usaha atau subholding.
Direktur Utama KRAS Purwono Widodo mengatakan dana hasil divestasi tidak akan digunakan oleh Krakatau Steel selaku induk perusahaan. Hal ini karena KRAS masih terikat dengan Master Restructuring Agreement (MRA) alias perjanjian restrukturisasi.
"Bukan di induk [KRAS] ya kan masih MRA,” ujar Purwono saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (2/2/2023).
Adapun dia menyebut hasil divestasi akan digunakan oleh PT Krakatau Baja Konstruksi (KBK) dan KSI. Namun, Purwono tidak menutup peluang hasil tersebut akan digunakan untuk anak usaha lainnya.
Beberapa produk dari KBK adalah baja profil, baja tulangan beton, termasuk baja siku, pipa baja spiral, dan pipa baja Electric Welding Resistance (ERW). KBK juga memproduksi produk jadi seperti tower, jembatan baja, bangunan baja, dan tiang listrik baja.
Selain itu, produk baja hilir dari KBK adalah Welded I Beam & H Beam, custom plate, baja ringan galvalume berupa rangka atap Kanal C maupun Reng Asimetris, pelat talang, pipa Hollow, dan atap.
Baca Juga
Sementara KSI sebagai subholding sarana infrastruktur bergerak di bidang layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama yang terdiri dari kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.
KSI merupakan perusahaan hasil integrasi dari beberapa anak perusahaan Krakatau Steel. Adapun anak perusahaan yang bergabung adalah PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS).
Sebagai informasi, KSI menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat atau Conditional Shares Sale and Purchase Agreement (CSPA) dengan TPIA, yang diikuti dengan perjanjian Shareholders Agreement (SHA) pada Januari 2023.
Dalam CSPA ini, disepakati rencana pembelian saham KSI di KDL oleh Chandra Asri sebesar 70 persen dan saham KSI di KTI oleh Chandra Asri sebesar 49 persen, dengan nilai total sebesar Rp3,24 triliun.