Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah telah menambah kuota surat berharga negara (SBN) ritel seri SBR012-T2 dan SBR012T-4 menjadi Rp15 triliun dari sebelumnya Rp10 triliun. Peminat dua seri SBN ritel tersebut terus meningkat, dan kini tingkat permintaan mencapai Rp12,9 triliun.
Berdasarkan data di laman investree pada Selasa (31/1/2023) pukul 20.18 WIB, penjualan kedua seri SBN ritel tersebut sudah menyentuh angka di atas 80 persen, atau sekitar Rp12,9 triliun.
Kedua savings bond ritel (SBR) tersebut akan ditawarkan kepada masyarakat mulai Kamis (19/1/2023) dan ditutup pada 9 Februari 2023 mendatang.
Untuk seri SBR012-T2 dengan tenor dua tahun tercatat sudah terjual sejumlah Rp9,33 triliun atau 82,97 persen dari total target penjualan yang sejumlah Rp11,25 triliun.
Sampai saat ini seri SBN ritel dengan kupon floating batas bawah 6,15 persen ini, masih tersisa Rp1,91 triliun lagi.
Sementara itu, seri SBR012-T4 dengan tenor empat tahun sudah terjual Rp3,57 triliun atau 95,43 persen dari total target penjualan yang sejumlah Rp3,75 triliun.
Baca Juga
Sampai saat ini, seri SBN ritel dengan kupon floating batas bawah 6,35 persen ini, masih tersisa Rp171,46 miliar lagi.
Sebelumnya, pemerintah menambah kuota seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel SBR012-T2 dan SBR012-T4 menjadi Rp15 triliun karena tingginya peminat. Analis menilai katalis positif untuk kedua seri SBN ritel ini adalah tren kenaikan suku bunga.
Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Anggi Kristiantoro mengatakan tingginya suku bunga acuan BI akan berimplikasi terhadap tingkat kupon SBN ritel.
“Katalisnya berasal dari tren kenaikan suku bunga tinggi yang berlanjut sehingga akan meningkatkan kupon untuk investor,” kata Anggi kepada Bisnis, dikutip Minggu (29/1/2023).
Menurut dia tingginya suku bunga saat ini membuat investor yang membeli SBR012-T2 dan SBR012-T4 dapat menikmati bunga minimal, apabila suatu ketika BI menurunkan tingkat bunga pada satu atau dua tahun mendatang.
Investor, kata dia, tetap akan merasakan cuan yang besar lantaran dua seri SBN ritel itu masih berpatokan terhadap suku bunga saat ini, dan kuponnya bersifat floating dengan batas bawah di atas 6 persen.