Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menambah kuota seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel SBR012-T2 dan SBR012-T4 menjadi Rp15 triliun karena tingginya peminat. Analis menilai katalis positif untuk kedua seri SBN ritel ini adalah tren kenaikan suku bunga.
Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Anggi Kristiantoro mengatakan tingginya suku bunga acuan BI akan berimplikasi terhadap tingkat kupon SBN ritel.
“Katalisnya berasal dari tren kenaikan suku bunga tinggi yang berlanjut sehingga akan meningkatkan kupon untuk investor,” kata Anggi kepada Bisnis, dikutip Minggu (29/1/2023).
Menurut dia tingginya suku bunga saat ini membuat investor yang membeli SBR012-T2 dan SBR012-T4 dapat menikmati bunga minimal, apabila suatu ketika BI menurunkan tingkat bunga pada satu atau dua tahun mendatang.
Investor, kata dia, tetap akan merasakan cuan yang besar lantaran dua seri SBN ritel itu masih berpatokan terhadap suku bunga saat ini. Sementara itu, lanjutnya kupon surat utang tersebut bersifat floating dengan batas bawah di atas 6 persen.
“Investor akan tetap menikmati suku bunga minimal di level yang saat ini ditetapkan. Kenaikan suku bunga acuan BI pada bulan Januari ini saja sudah membuat investor akan menikmati kenaikan kupon 3 bulan mendatang,” katanya.
Baca Juga
Katalis selanjutnya, kata Anggi, karena investor menganggap SBR012-T2 dan SBR012-T4 sebagai alternatif investasi yang memberikan kepastian pendapatan, di tengah risiko volatilas pasar.
Adapun berdasarkan data di Investree pada Minggu (29/1/2023), SBR012-T2 sudah terjual sebanyak 65,12 persen dari total target Rp 11,25 triliun. Sementara itu, SBR012-T4 sudah terjual sebanyak 75 persen dari total target Rp3,75 triliun.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan mengumumkan permintaan SBN Ritel seri SBR012 – T2 dan SBR012 – T4 sudah hampir mencapai target Rp10 triliun setelah sembilan hari diterbitkan.
Per Jumat, 27 Januari 2023, capaian pemesanan SBN Ritel seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 sampai dengan pukul 19.30 WIB adalah sebesar Rp9,87 triliun dan jumlah investor 35.666 SID (Single Investor Identification).
Perinciannya, permintaan untuk SBR012-T2 sebesar Rp7,14 triliun, dengan jumlah investor 23.980 SID, dan untuk SBR012-T4 sebesar Rp2,74 triliun, jumlah investor 11.686 SID.
Dengan tingginya antusiasme publik serta masa penawaran yang masih akan berakhir tanggal 9 Februari 2023, Kemenkeu mempertimbangkan akan menambah kuota SBR012-T2 dan SBR012-T4 menjadi sebesar Rp15 triliun.