Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten turut unjuk gigi mengembangkan bisnis kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menargetkan produksi sepeda motor listrik mencapai dua juta unit pada 2025.
Langkah untuk menggenjot bisnis kendaraan listrik tidak dijalankan emiten seperti TOBA hingga SLIS dengan tangan hampa. Hal ini setidaknya tecermin dari kinerja pada 2022 dan target kinerja yang dipatok untuk 2023.
Simak rencana kerja emiten-emiten yang bakal memproduksi kendaraan listrik :
PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) dan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO)
PT Tbs Energi Utama Tbk. (TOBA) berkolaborasi dengan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) membentuk perusahaan patungan di bidang motor listrik, yakni Electrum. TOBA baru-baru ini mengumumkan akan mengalokasikan lebih dari sepertiga belanja modal atau capital expenditure tahun 2023 untuk proyek motor listrik Electrum.
Berangkat dari latar belakang bisnis yang berbeda, kinerja keuangan TOBA dan GOTO juga sangat kontras. Sampai dengan September 2022, TOBA mencetak pendapatan sebesar US$469,13 juta atau naik 63,56 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$286,80 juta.
Pendapatan penjualan terbesar diraih dari penjualan batu bara ke luar negeri senilai US$423,49 juta, naik dari tahun sebelumnya US$229,07 juta. Sementara itu, penjualan domestik tercatat seilai US$5,52 juta, naik dari tahun sebelumnya hanya US$773.765
Selain itu, TOBA juga mencetak pendapatan dari penjualan tandan buah segar, inti, dan minyak sawit mentah senilai US$4,48 juta dan pendapatan dari sewa kendaraan listrik senilai US$40.354.
Dari catatan tersebut TOBA masih mampu meraup laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 60,22 persen dari sebesar US$34,17 juta pada sembilan bulan 2021, menjadi sebesar US$54,75 juta pada sembilan bulan 2022.
Sementara itu, GOTO melaporkan peningkatan pendapatan bersih tahun berjalan sebesar Rp7,9 triliun per September 2022, meningkat 132,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp3,4 triliun.
Kenaikan pendapatan diikuti dengan pertumbuhan total nilai transaksi (GTV) sebesar 33 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sehingga menjadi Rp161 triliun. Meski demikian, GOTO tetap mencetak rugi bersih sebesar Rp20,9 triliun hingga kuartal III/2022, dengan beban yang juga ikut meningkat menjadi Rp30,72 triliun.
Terlepas dari kinerja yang berbeda, Electrum telah menyuplai lebih dari 500 motor listrik kepada mitra pengemudi Gojek dan Bank Jago yang dapat menjadi mitra pembiayaan di masa depan. Bahkan, ke depannya Electrum menargetkan bisa memasok dua juta unit motor listrik untuk kebutuhan di dalam negeri.
TOBA bersama Grup GoTo telah menyatakan rencana investasi sekitar US$1 miliar selama 5 tahun mendatang untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Selain Electrum, TOBA dan Grup GOTO juga menjalin kerja sama dengan manufaktur motor listrik asal Taiwan, yakni Gogoro.