PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS)
Emiten sepeda listrik, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) memproyeksikan penjualan motor listrik dan laba bersih pada 2023 setidaknya mencapai 20 persen dibandingkan dengan realisasi 2022.
SLIS berfokus pada perakitan kendaraan listrik optimistis penjualan sepeda dan motor listriknya terus bertumbuh tahun ini, dengan proyeksi penjualan senilai Rp470 miliar pada 2022.
Per September 2022, penjualan SLIS mencapai Rp 356,93 miliar, naik 11,13 persen year on year (yoy) dari periode yang sama pada 2021. Penjualan terbanyak yakni komponen elektronik sebesar Rp 203,59 miliar, naik 2,23 persen dari sebelumnya Rp 199,15 miliar, disusul penjualan sepeda listrik sebesar Rp 153,34 miliar, naik 26 persen dari September 2021 yakni Rp 122,02 miliar.
SLIS pun mampu membukukan laba bersih Rp 25,14 miliar per September 2022, naik 26 persen yoy dari sebelumnya Rp 19,98 miliar.
Sejauh ini, SLIS belum berencana melakukan ekspansi pada tahun ini, dan masih berfokus pada pengembangan produk terbaru yakni SWAN, Bromo, Wallet dan Motor Listrik GoPlus.
PT Indika Energy Tbk. (INDY)
Emiten produsen energi, PT Indika Energi Tbk. (INDY) memiliki motor listrik Alva One yang resmi diluncurkan pada ajang GIIAS 2022. Dalam ekspansinya ke sektor kendaraan listrik, INDY juga menargetkan pabrik sepeda motor listrik di bawah naungan PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) dengan kapasitas produksi 100.000 unit per tahun rampung pada November 2022.
Sebagaimana perusahaan energi lain yang menikmati kenaikan harga komoditas pada 2022, pendapatan INDY menyentuh US$3,13 miliar per September 2022. Angka itu tumbuh 57,15 persen dibandingkan dengan Januari—September 2021 sebesar US$1,99 miliar.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, INDY berhasil membukukan laba bersih sebesa US$386,49 juta. Angka tersebut naik signifikann dari rugi bersih US$8,39 juta pada periode yang sama di 2021.
Adapun PT Electra Mobilitas Indonesia sebagai produsen motor listrik INDY memiliki belanja modal yang cukup tinggi, yakni senilai US$12 juta atau sekitar Rp182,4 miliar (kurs Rp15.200). Perusahaan menargetkan pendapatan dari bisnis motor listrik itu menjadi kontributor terbesar setelah bisnis batu bara.