Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA Rilis Kinerja Keuangan, Saham BBCA Laris Diborong Asing

Saham BBCA laris diborong investor asing sebelum rilis laporan kinerja keuangan 2022 yang bertumbuh.
Saham BBCA laris diborong investor asing sebelum rilis laporan kinerja keuangan 2022 yang bertumbuh. /Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Saham BBCA laris diborong investor asing sebelum rilis laporan kinerja keuangan 2022 yang bertumbuh. /Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Bank Central Asia Tbk. atau BBCA diborong investor asing seiring dengan rilis laporan keuangan 2022.

Pada penutupan perdagangan Kamis (26/1/2023), saham BBCA naik 3,35 persen atau 275 poin menjadi Rp8.475 per saham. Kapitalisasi pasarnya Rp1.044,76 triliun, terbesar di antara emiten lainnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saham BBCA menjadi yang paling banyak diborong investor asing hari ini. Mengutip data BEI, investor asing mencatatkan net buy Rp853,61 miliar hari ini.

Saham BBCA mencatatkan net buy terbesar, yakni Rp257,5 miliar berdasarkan data RTI. Saham lainnya yang diborong investor asing ialah TLKM Rp225,3 miliar, BBNI Rp186,6 miliar, MDKA Rp84 miliar, dan BUMI Rp40,2 miliar. 

BBCA mengantongi laba Rp40,7 triliun sepanjang 2022, naik 20,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Adapun, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tumbuh tipis atau 2 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 5,3 persen sepanjang 2022. Bila dibandingkan, capaian tahun lalu lebih rendah dibandingkan dengan 2020, yakni 5,7 persen. 

Dari sisi profitabilitas, tingkat pengembalian ase atau return on asset (ROA) BBCA naik tipis sebesar 4 bps menjadi 3,2 persen.

Kemudian, tingkat pengembalian ekuitas atau retun on equity (ROE) sepanjang 2022ca tumbuh 340 bps menjadi 21,7 persen.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BBCA Hera F. Haryn menjelaskan bahwa pertumbuhan laba tidak lepas dari strategi bank mengembangkan ekosistem secara hybrid baik pada platform online maupun offline. Hal ini membuat dana murah bank, giro dan tabungan naik 10,6 persen yoy.

"Presiden Direktur BCA, Bapak Jahja Setiaatmadja menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan dari pemerintah dan otoritas sehingga BCA melewati 2022 dengan kinerja yang solid," kata Hera, Kamis (26/1/2023).

Sementra itu, sepanjang tahun 2022 BBCA mencatat pemulihan permintaan kredit yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Kredit korporasi mencapai Rp322,2 triliun pada Desember 2022. Pada periode yang sama kredit komersial dan UKM naik 10,6 persen yoy mencapai 210,2 triliun rupiah.

BCA juga turut melaporkan penyaluran kredit pemilikan rumah tumbuh 11 persen yoy menjadi Rp108,3 triliun. Sementara itu KKB naik 13,6 persen yoy menjadi Rp46,1 triliun rupiah atau mampu rebound dari penurunan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan kredit BCA tersebut juga diikuti dengan sejumlah perbaikan rasio kredit berisiko atau loan at risk (LAR) turun 10 persen pada 2022 dibandingkan 14,6 persen di tahun 2021. 

Sementara itu, rasiio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tercatat sebesar 1,7 persen di 2022 atau turun dari 2,2 persen pada tahun sebelumnya.

"Di sisi pendanaan CASA naik 10,6 persen yoy mencapai Rp847,9 triliun per Desember 2022 atau berkontribusi hingga 82 persen dari total dana pihak ketiga [DPK]," pungkas Hera.

Di sisi lain, total dana pihak ketiga tumbuh 6,5 persen yoy menjadi Rp1.040 triliun rupiah sehingga mendorong total aset BCA naik 7 persen yoy menjadi Rp1.315 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper