Bisnis.com, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir akan menunjuk pengurus PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini, Selasa (24/1/2023).
RUPSLB Semen Baturaja berlangsung pada hari ini mulai pukul 14.00 WIB. Berdasarkan keterbukaan informasi, mata acara RUPSLB adalah perubahan anggaran dasar perseroan sesuai dengan ketentuan Pasal 25 Ayat (5) Anggaran Dasar Perseroan.
Kemudian agenda kedua adalah perubahan susunan pengurus perseroan berdasarkan ketentuan Pasal 11 Ayat (10) dan Pasal 14 Ayat (12) dan Pasal 25 Ayat (4) Anggaran dasar Perseroan.
Adapun para pemegang saham yang berhak mengikuti RUPSLB adalah pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham pada penutupan perdagangan 30 Desember 2022.
Berikut jajaran pengurus Direksi dan Komisaris SMBR saat ini
Komisaris
Komisaris Utama : Franky Sibarani
Komisaris : Oke Nurwan
Baca Juga
Komisaris : Darusman Mawardi
Komisaris : Chowadja Sanova
Direktur
Direktur Utama : Daconi
Direktur : Suherman Yahya
Direktur : Tubagus Muhammad Dharury
Direktur : Gatot Mardiana
Direktur : Mukhamad Saifudin
Pemerintah telah melakukan inbreng saham dengan mengalihkan saham Negara Republik Indonesia dari SMBR ke PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR).
Pemerintah melakukan inbreng saham dengan mengalihkan 7,49 miliar saham Seri B senilai Rp2,84 triliun dari SMBR ke SMGR. Aksi korporasi ini sebagai kelanjutan Program Integrasi BUMN Sub Klaster Semen melalui proses Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Meski demikian, transaksi ini tidak mengubah porsi kepemilikan Pemerintah atas saham pengendali di Semen Indonesia Group (SIG). Pemerintah juga tetap memiliki 1 saham seri A Dwiwarna di SMBR.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengatakan integrasi SMBR ke dalam SMGR merupakan pencapaian penting dari rencana transformasi BUMN dalam streamlining dan clustering pada sub klaster sektor semen.
Kartika mengatakan Kementerian BUMN ingin mendorong Sub Klaster Semen sebagai penggerak industri semen yang berkelanjutan. Langkah ini dilakukan melalui optimalisasi distribusi, pemasaran, dan efisiensi produksi yang terkoordinasi secara regional dan nasional.
Berdasarkan kajian SMGR, aksi korporasi ini berpotensi memberi nilai tambah hingga Rp1,66 triliun selama 2022-2026. Nilai tambah tersebut dapat diperoleh melalui optimalisasi pendapatan dan efisiensi biaya sepanjang rantai pasok.
Berdasarkan catatan Bisnis, Semen Baturaja telah merampungkan Pabrik Baturaja II yang mulai berproduksi secara komersial pada 1 September 2017, dengan kapasitas produksi sebesar 1,85 juta ton semen, sehingga total kapasitas produksi Semen Baturaja menjadi sebesar 3,85 juta ton semen per tahun.
Masuknya SMGR sebagai pemegang saham mayoritas SMBR akan membuat laporan keuangan hingga kapasitas produksi kedua emiten tersebut terkonsolidasi. Hal ini nantinya akan meningkatkan konsolidasi pendapatan di masa mendatang.
Adapun konsolidasi ini dilakukan kala permintaan lebih lesu dibandingkan kapasitas produksi perusahaan semen. Per 2020, utilisasi pabrik semen di Indonesia hanya 56 persen akibat turunnya permintaan, sedangkan kapasitas terpasang sudah tinggi.