Bisnis.com, JAKARTA – PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) diperkirakan masih punya ruang untuk bertumbuh dan mendulang cuan di tengah penurunan harga bahan bakar minyak BBM) sebagai salah satu lini bisnis utamanya.
Per 1 Januari 2023, SPBU BP AKR menurunkan harga BBM untuk BP 90 dari sebelumnya Rp14.050 per liter menjadi Rp12.940. Adapun, harga BP 92 turun dari Rp14.150 menjadi Rp13.030 per liter.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan menyebutkan, ruang pertumbuhan untuk AKRA masih lebar, didukung oleh inisiatif pemerintah untuk mendorong industri hilirisasi mineral dengan peningkatan investasi industri hilir dan kebijakan larangan terhadap ekspor bahan mentah.
“Selain itu, kami juga melihat bahwa tingginya permintaan energi dan bahan baku dari berbagai sektor yang mulai meningkatkan kapasitas operasionalnya, seperti pertambangan, manufaktur, dan lainnya, yang akan memiliki dampak positif terhadap performa AKRA,” jelasnya dalam riset, dikutip Senin (16/1/2023).
Berdasarkan estimasi Samuel Sekuritas Indonesia, AKRA juga akan meningkatkan volume distribusi migasnya menjadi 2,8 juta kilo liter atau naik 15 persen yoy pada 2022 dan 3 juta kilo liter atau naik 5 persen yoy pada 2023.
Selain itu, dari infrastruktur mutakhir yang dimiliki AKRA mampu mendistribusikan bahan kimia secara bulk dengan volume yang besar, sehingga prosesnya lebih efisien.
Baca Juga
“Kami memproyeksikan AKRA mampu meningkatkan volume distribusi bahan kimianya hingga mencapai 1,7 juta kilo liter atau naik 10 persen yoy pada 2023 dan mencapai 1,8 juta kilo liter atau naik 5 persen yoy pada 2023,” ungkap Farras.
Adapun, aktivitas usaha di wilayah Indonesia yang kembali meningkat akan memperbesar permintaan untuk lahan usaha. Saat ini, sejumlah smelter tembaga terbesar juga sedang dibangun di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) yang mana memiliki kapasitas produksi sebesar 600.000 MT yang mana keadaan ini mampu meningkatkan permintaan tanah terhadap industri hilir.
Saat ini, AKRA telah berhasil menjual 42 hektare lahan JIIPE sepanjang 2022 dan membukukan pendapatan hingga Rp1,4 triliun, sekaligus merealisasikan proyeksi analis pada 2022 untuk penjualan lahan JIIPE.
“Kami juga memproyeksi bahwa pada 2023 AKRA mampu membukukan penjualan lahan JIIPE sebanyak 70 hektare yang mencerminkan potensi pendapatan sebesar Rp2,1 triliun, dengan potensi 50 persen gross margin,” jelasnya.
Dengan mempertimbangkan potensi pendapatan tambahan ini, Samuel Sekuritas Indonesia merevisi proyeksi untuk laba bersih AKRA pada 2022 menjadi Rp2 triliun atau tumbuh 80 persen yoy dan pada 2023 menjadi Rp2,4 triliun atau naik 24 persen yoy.
Revisi ini sejalan dengan peningkatan gross dan net margin secara keseluruhan menjadi 9,1 persen dan 4,8 persen, didorong oleh peningkatan efisiensi operasional dari bisnis distribusi dan perdagangan serta kontribusi JIIPE, yang memiliki margin tinggi, meningkat di tahun ini.
Samuel Sekuritas Indonesia juga mempertahankan rekomendasi Buy dengan target harga Rp1.700. Kami mempertahankan rekomendasi Buy untuk AKRA dan menaikkan target harga menjadi Rp1.700, merefleksikan 13,8 P/E 2023. Adapun, risiko yang mungkin dihadapi di antaranya penurunan permintaan akibat memburuknya iklim investasi.
Pada perdagangan Senin (16/1/2022), harga saham AKRA sendiri terpantau ditutup di zona merah, turun 0,38 persen atau 5 poin ke Rp1.310.