Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bitcoin Melonjak Lebih Dari US$21.000, Analis Tetap Pesimis Pasar Kripto Bangkit Tahun ini

Pasar Kripto masih diselimuti sentimen negatif, sehingga kenaikan Bitcoin ke level US$21.000 tidak serta merta membuat pasar kripto akan bangkit di tahun ini.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Harga Bitcoin melonjak lebih dari US$21.000 pada Sabtu (14/1/2023). Hal ini disebut hanya technical rebound setelah mengalami penurunan sebelumnya. Analis nampak pesimis pasar kripto akan bangkit di tahun ini dan justru cenderung tidak menyarankan untuk berinvestasi pada aset uang digital ini.

Praktisi investasi Desmond Wira mengatakan naiknya Bitcoin tak lepas rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang menunjukan penurunan. Selain itu, penurunan inflasi juga membuat pasar berekspektasi bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve akan memperlambat kenaikan suku bunga.

“Hal ini membuat aset berisiko mendapat sentimen positif termasuk kripto,” ujar Desmond kepada Bisnis, Sabtu (14/1/2023).

Meski demikian, Desmond tidak menyarankan investor untuk berinvestasi dalam kripto termasuk Bitcoin. Hal ini lantaran pasar kripto masih diwarnai oleh sentimen negatif.

Salah satu sentimen negatif tersebut adalah turunnya kepercayaan investor akibat adanya berbagai kasus dari perusahaan kripto. Adanya kenaikan harga kripto disebut lebih banyak digunakan oleh investor untuk melepas aset kripto.

Terpisah, Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan Bitcoin masih berpeluang naik ke harga US$22.000. Namun, setelah mencapai level tersebut Bitcoin kemungkinan akan kembali terkoreksi.

Adapun Sutopo memprediksi pasar kripto belum akan bangkit dan justru akan semakin terpuruk pada 2023. Pasar kripto baru akan kembali ke masa kejayaan sekitar 2024 sampai 2025.

“Saya prediksikan Bitcoin akan bermain di level US$6.000 sampai US$22.000,” ujar Sutopo kepada Bisnis, Sabtu (14/1/2023).

Dilansir dari Bloomberg pada Sabtu (14/1/2023), Bitcoin terbesar ini naik sebanyak 7,5 persen menjadi US$21.299. Bitcoin belum pernah mencapai level di atas US$20.000 sejak 8 November. Kenaikan hari ini menandai reli kenaikan hari ke-11 berturut-turut.

Aset kripto terbesar kedua, Ether, melonjak sebanyak 9,7 persen, token lain seperti Cardano dan Dogecoin juga mencatatkan penguatan yang solid.

Berdasarkan data CoinGecko, kapitalisasi pasar keseluruhan aset kripto naik di atas US$1 triliun untuk pertama kalinya sejak awal November 2022. Kenaikan aset kripto terjadi di tengah Departemen Tenaga Kerja AS yang mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 6,5 persen pada Desember 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Inflasi AS ini lebih rendah dibandingkan November 2022 yang mencapai 7,1 persen yoy. Realisasi tersebut tercatat sebagai angka inflasi terendah sepanjang tahun 2022. Dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom), deflasi AS mencapai 0,1 persen, lebih rendah dari November 2022 dengan inflasi 0,1 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper