Bisnis.com, JAKARTA – Sebulan terakhir pasar kripto diselimuti oleh pembicaraan mengenai krisis, kebangkrutan, hingga penipuan. Namun, mengawali 2023, Bitcoin sebagai kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar mengamali reli selama sembilan hari beruntun.
Mengutip Bloomberg, Jumat (13/1/2023), harga Bitcoin sempat naik 7,2 persen pada Kamis (12/1/2023) waktu setempat untuk diperdagangkan sekitar US$18.830, level tertinggi sejak awal November 2022.
Harga Bitcoin menguat ketika industri kripto masih dibayangi masalah di bursa FTX yang bangkrut dan tuntutan pidana terhadap pendirinya Sam Bankman-Fried yang telah menghancurkan industri kripto. Data Bloomberg menunjukkan, cryptocurrency sedang dalam kecepatan untuk penguatan beruntun terpanjang sejak masa kejayaan Juli 2020.
Koin lain juga naik, dengan Ether sempat melonjak 6,2 persen hingga melampaui US$1.400. Kendati demikian analis Wall Street, ketimbang melihat ada angin segar di pasar kripto, mereka menilai keuntungan Bitcoin sebagai akibat dari perubahan sentimen investor yang mengangkat saham teknologi dan kepemilikan berisiko lainnya.
“Menurut saya, Bitcoin bergerak lebih tinggi karena bersimpati dengan saham atau aset berisiko. Hal yang paling menarik adalah pergerakan Bitcoin keluar dari kisaran yang sangat ketat sejak drama FTX. Beberapa hari ke depan akan menjadi ujian yang bagus jika harga Bitcoin mengalahkan tertinggi Desember, 2022” kata Jake Gordon dari Bespoke Investment Group.
Bitcoin menghabiskan sebagian besar perdagangan tahun lalu bersama-sama dengan saham, terutama saham perusahaan teknologi. Mereka semua terpukul ketika Federal Reserve memulai kampanye menaikkan suku bunga dan mengurangi likuiditas untuk menahan inflasi tercepat dalam beberapa dekade.
Baca Juga
Korelasi terputus ketika FTX runtuh dan cryptocurrency jatuh, hanya untuk kembali di tahun baru. S&P 500 telah bertambah 3,8 persen pada 2023, sedangkan Nasdaq 100 yang padat teknologi telah naik 4,8 persen.
“Pasar sepanjang tahun ini memiliki nada risiko dan itulah yang membantu kripto. Aset ini lebih banyak diperdagangkan pada faktor risiko daripada fundamental apa pun,” kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di TIAA Bank.
Dia menambahkan bahwa pemburu barang murah mungkin tengah mengarungi puing-puing kripto yang mengikuti aksi jual selama berbulan-bulan.