Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham di Wall Street menguat pada akhir perdagangan pada Jumat pagi WIB karena data yang menunjukkan penurunan harga konsumen pada Desember 2022 bakal membendung kenaikan suku bunga dari The Fed.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 0,64 persen menjadi menetap di 34.189,97 poin. Indeks S&P 500 terdongkrak 0,34 persen menjadi 3.983,16 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 0,64 persen menjadi 11.001,11 poin.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor energi dan real estat masing-masing naik 1,87 persen dan 1,09 persen, melampaui yang lainnya. Sektor bahan pokok konsumen turun 0,79 persen, kelompok dengan kinerja terburuk.
S&P 500 sekarang membukukan kenaikan 3,7 persen sejauh tahun ini.
Harga konsumen AS turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun pada Desember 2022, ungkap Departemen Tenaga Kerja AS. Hal itu memberikan beberapa harapan bahwa inflasi sekarang berada dalam tren penurunan yang berkelanjutan.
"Sebagian besar investor memperkirakan inflasi turun. Itu pertanda positif, dan saya perkirakan laba akan lumayan," kata Gary Bradshaw, manajer portofolio di Hodges Capital Management di Dallas, Texas dikutip dari Antara.
Baca Juga
Hari Jumat ini, sejumlah bank besar AS memulai awal musim laporan keuangan kuartal keempat untuk perusahaan-perusahaan S&P 500. Perdagangan berombak menyusul data IHK menyebutkan harga sewa tetap sangat tinggi, sementara pasar tenaga kerja tetap ketat, dan inflasi masih jauh di atas target Fed.
Sebuah laporan terpisah pada Kamis (12/1/2023) menunjukkan klaim pengangguran mingguan turun minggu lalu.
Tetapi beberapa ahli strategi mengatakan perlambatan inflasi AS dapat membuka jalan bagi The Fed untuk dapat menurunkan harga konsumen tanpa merusak pertumbuhan.
Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker dan Presiden Fed St. Louis James Bullard mengakui moderasi harga, tetapi menekankan perlunya pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut untuk membawa inflasi turun ke target bank sentral.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Desember, setelah empat kali kenaikan 75 basis poin berturut-turut.
Bank-bank besar AS diperkirakan melaporkan laba kuartal keempat yang lebih rendah, karena pemberi pinjaman menimbun dana untuk mempersiapkan perlambatan ekonomi.
Selain itu, laporan laba perusahaan S&P 500 secara keseluruhan diperkirakan menurun dari tahun ke tahun pada kuartal keempat, menurut data IBES dari Refinitiv, yang akan menjadi penurunan laba kuartalan AS pertama sejak 2020.