Bisnis.com, JAKARTA - Prospek baht Thailand terlihat jauh lebih baik berkat lonjakan arus masuk turis asing dan indikator teknikal yang mendukung.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (10/1/2023), analis Morgan Stanley Min Dai dan Gek Teng Khoo mengungkapkan baht kemungkinan akan mendapat dorongan dari ekspektasi kedatangan turis yang lebih tinggi setelah pembukaan kembali China hingga puncaknya pada Tahun Baru Imlek.
Baht telah menjadi mata uang terbaik di Asia bulan ini dan telah menguat 3,4 persen terhadap dolar AS.
Secara teknikal, grafik pasangan mata uang dolar AS - baht membentuk pola death cross , di mana rata-rata pergerakan 50 hari turun di bawah rata-rata pergerakan 200 hari. Hal ini dianggap sebagai penurunan lebih lanjut.
Pasangan dolar-baht juga telah jatuh di bawah level support pada level retracement Fibonacci 76,4 persen dari reli sejak Februari hingga Oktober 2022.
Dana global telah menggelontorkan US$1,5 miliar ke dalam obligasi Thailand dalam sembilan hari pertama bulan Januari, yang terbesar di Asia, di tengah optimisme pembukaan kembali China akan membawa lebih banyak pelancong mengunjungi Thailand.
Seperti diketahui, pariwisata berkontribusi sekitar 20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Thailand sebelum pandemi.
Baca Juga
Baht juga telah didukung oleh spekulasi bahwa tekanan upah yang melandai di Amerika Serikat (AS) akan mendorong Federal Reserve (The Fed) untuk memperlambat laju kenaikan suku bunganya.
Morgan Stanley mempertahankan rekomendasi short untuk pasangan dolar-baht, dan menurunkan level target untuk perdagangan ke level 32.