Bisnis.com, JAKARTA – Investor asing getol mengakumulasi saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) selama periode rights issue berlangsung. Mengapa?
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 132,31 juta rights issue telah dilaksanakan menjadi saham BBTN pada Selasa (3/1/2023). Setiap HMETD ditebus menjadi saham baru dengan harga pelaksanaan Rp1.200 sehingga modal baru yang telah masuk ke BBTN menjadi Rp3,06 triliun dari target dana rights issue Rp4,13 triliun.
Pada perdagangan kemarin, Selasa (4/1/2022), investor asing mencatatkan nilai beli bersih atau net buy Rp2,26 miliar dari total transaksi keseluruhan Rp89,04 miliar. Kemarin, investor asing memborong BBTN-R dengan nilai Rp663,29 juta. Pada perdagangan kemarin. BBTN-R ditutup pada harga Rp104.
Pada saat yang sama sebanyak 74 persen Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) juga telah ditebus menjadi saham baru BBTN. Secara akumulasi, nilai beli bersih investor asing mencapai Rp29,09 miliar sejak 27 Desember 2022.
Sebagai gambaran, harga HMTED tersebut ditambah dengan harga pelaksanaan Rp1200 maka modal yang dikeluarkan untuk mendapatkan saham baru BBTN menjadi Rp1.304.
Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi mengatakan saham induk BBTN memiliki valuasi yang murah begitu pun efek BBTN-R yang memiliki harga lebih murah lagi. Menurutnya saham emiten plat merah itu berada dalam valuasi yang bagus.
Baca Juga
Menurutnya saham BBTN-R maupun BBTN memiliki valuasi di bawah 1 kali price to book value (PBV). Sementara bank besar lainnya sudah memiliki valuasi di atas 2 kali PBV.
Price to book value (PBV) adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Rasio price to book value yang lebih kecil dari 1 dapat mengindikasikan saham perusahaan adalah murah karena masih lebih rendah dari nilai buku, begitu pula sebaliknya.
“Untuk mid term dan long term, saham BBTN ini memiliki potensi kenaikan yang lebih besar dibandingkan bank lain. Apalagi prospek BBTN pada tahun depan masih tumbuh positif.,” ujarnya.