Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen berakhirnya periode lock up saham dan perampingan organisasi pada saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) berangsur mereda. Bagaimana imbasnya terhadap kinerja 2023?
Sebagaimana diketahui, GOTO menutup tahun lalu dengan dua langkah krusial yakni merampingkan organisasi yang berimbas pada pemangkasan jumlah karyawan demi menyehatkan kinerja operasional. Lalu, membuka kunci gembok saham investor pra-IPO. Kedua peristiwa yang signifikan itu menghantam kinerja saham perseroan sebelum tutup tahun.
Adapun pada awal tahun ini, GOTO membukanya di area positif dengan penguatan sebesar 4 persen dari posisi Rp91 menjadi Rp95 per saham. Kenaikan harga saham disertai dengan lonjakan volume transaksi dan akumulasi oleh sejumlah sekuritas asing. Apakah kinerja positif itu akan berlangsung lama?
Deputy Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengatakan dari sisi kinerja keuangan akan ada perbaikan pada tahun ini. Terutama dari sisi fundamental karena ada potensi kenaikan take rate pada segmen e-commerce.
“Kinerja Goto terutama Tokopedia diharapkan monetisasi bisa berjalan lebih cepat, mengingat di awal bulan ini mereka kembali menaikkan take rate yang dikenakan kepada pihak penjual,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (4/1/2022).
Adapun Analis Ciptadana Sekuritas Asia Gani mengestimasikan GOTO dapat menaikkan pendapatan hingga dua kali lipat dari Rp8,4 triliun pada 2022 menjadi Rp16,40 triliun. Peningkatan itu, lanjutnya, berkat kenaikan take rate pada Tokopedia
Baca Juga
Manajemen GOTO akan menaikkan biaya komisi Tokopedia menjadi tiga tingkatan pedagang. Pertama, pedagang reguler dari 0,5--2,5 persen menjadi 1--3,8 persen. Kedua, power merchant dari 1,5-3,0 persen menjadi 1,8-4,5 persen. Terakhir, Power Merchants Pro dari 1,5-3,0 persen hingga 1,8-4,5 persen.
Ini akan menjadi kedua kalinya Tokopedia menaikkan biaya kepada pedagangnya dalam satu tahun waktu setelah memperkenalkan komisi kategori pada bulan Mei. Ada juga perubahan dalam pengiriman gratis dengan tarif baru 4 persen maksimal Rp10.000 per produk vs Rp10.000 untuk semua.
“Ini, kami percaya, adalah upaya untuk mendorong lebih banyak pedagang untuk menggunakan layanan pusat pemenuhan Tokopedia 'Dilayani Tokopedia' karena ini akan membebaskan pedagang dari biaya pengiriman gratis untuk jumlah yang tidak terbatas,” ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Goto Gojek Tokopedia Jacky Lo mengatakan pihaknya telah melakukan pemangkasan diskon atau promosi kepada para pengguna agar menjadi lebih tepat sasaran.
“Kami telah mengurangi program insentif dengan meniadakan pengeluaran promosi untuk sekelompok pengguna yang tidak menguntungkan dengan membatasi pengeluaran,” katanya beberapa waktu lalu.
Upaya ini, lanjutnya, menyebabkan kontribusi marjin telah membaik sebesar 27 persen year-on-year dan 20 persen quarter-on-quarter menjadi negatif 1,1 persen dari gross transaction value (GTV).
Jacky menegaskan perseroan memiliki strategi untuk meningkatkan marjin kontribusi melalui promosi dan efisiensi serta menggeser bauran pendapatan ke produk dengan margin lebih tinggi. GOTO, lanjutnya, dengan hati-hati mengurangi insentif kepada pelanggan, menghilangkan pengeluaran promosi untuk kelompok pengguna yang tidak menguntungkan, dan selanjutnya mengurangi belanja pemasaran.
Menurutnya GOTO telah mencapai keseimbangan penawaran dan permintaan di seluruh pasar. Dengan begitu perseroan dapat mengurangi insentif yang kami keluarkan untuk keduanya sisi penawaran dan permintaan.
Menurutnya perbaikan fundamental bisnis GoTo juga ditunjukkan dari pemangkasan nilai rugi yang lebih cepat dari target sebelumnya. Karena efisiensi biaya operasi dan promosi, margin kontribusi GoTo terus membaik di semua lini, baik layanan on-demand (Gojek), ecommerce (Tokopedia) maupun fintech (GoTo Financial). GoTo mampu menghemat biaya struktural pada akhir kuartal II/2022 sebesar Rp 800 miliar.
Bahkan, margin kontribusi segmen on-demand telah positif di September 2022, lebih cepat dari perkiraan. Margin kontribusi adalah pendapatan bersih yang telah dikurangi biaya variabel. Ini merupakan salah satu indikator untuk mengukur seberapa banyak pendapatan atau penjualan agar bisa menutupi biaya tetap setelah mengeluarkan unsur biaya variabel.