Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale Indonesia (INCO) Siap Kucurkan Capex Rp1,71 Triliun di 2023

INCO menargetkan akan mengucurkan belanja modal (capex) sebesar US$110 juta atau sekitar US$1,71 triliun pada 2023.
Aktifitas penambangan nikel milik PT Vale Indonesia, Tbk terlihat di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan./JIBI-Paulus Tandi Bone. Vale Indonesia (INCO) Siap Kucurkan Capex Rp1,71 Triliun di 2023
Aktifitas penambangan nikel milik PT Vale Indonesia, Tbk terlihat di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan./JIBI-Paulus Tandi Bone. Vale Indonesia (INCO) Siap Kucurkan Capex Rp1,71 Triliun di 2023

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk 2023 sebesar US$110 juta atau Rp1,71 triliun.

Adapun, belanja modal tersebut di antaranya ditujukan untuk memaksimalkan penyelesaian proyek di Pomalaa dan Bahodopi.

Direktur INCO Bernardus Irmanto menyebutkan, INCO akan menggelontorkan sekitar US$110 juta untuk sustaining capital.

“Tapi perusahaan juga akan mulai mengeluarkan belanja modal di Pomalaa dan Bahodopi, untuk pengembangan tambang baru dan juga injeksi ekuitas ke perusahaan patungan,” jelasnya kepada Bisnis, dikutip Minggu (25/12/2022).

Manajemen INCO memprediksikan, tahun depan akan menjadi periode yang menantang. Sebab, pada 2023 semua proyek pengembangan dari perseroan mulai berjalan.

“Kemampuan eksekusi adalah kunci bagi kami. Selain itu, kami harus bisa mengeksekusi proyek secara aman. Peningkatan produktivitas secara berkelanjutan juga menjadi titik berat untuk operasi kami di Sorowako,” ungkapnya.

Adapun, pada 2023, INCO memasang target pertumbuhan produksi hingga 70.000 ton dengan kembali beroperasinya Furnace 4. Jumlah ini sedikit lebih tinggi dari target 2022 sebanyak 64.000 ton.

Sebelumnya, manajemen INCO berharap dengan kembali beroperasinya Furnace 4, perseroan bisa memproduksi nikel mencapai 90.000 ton per tahun.

Pada 2023, INCO berharap harga nikel masih bisa mendukung kinerja keuangan perseroan dengan bergerak di kisaran US$20.000 per ton.

“Pendapatan dan laba INCO tahun depan akan sangat tergantung pada harga komoditas yang mengikuti mekanisme pasar. Kami berharap harga nikel masih di level diatas US$20.000 per ton dan harga komoditas batu bara atau minyak mulai turun. Dengan kondisi seperti itu diharapkan perusahaan akan membukukan kinerja keuangan yang baik,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper