Bisnis.com, JAKARTA – Emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) masih memasang target pertumbuhan produksi yang cukup konservatif pada 2023 meskipun proyek Furnace 4 sudah kembali beroperasi.
Direktur INCO Bernardus Irmanto mengatakan, Perseroan menargetkan produksi nikel dalam matte hingga 70.000 ton pada 2023. Jumlah ini sedikit lebih tinggi dari target 2022 sebanyak 64.000 ton.
“Dengan kembalinya Furnace 4, yang jelas produksi tahun depan akan lebih tinggi, di kisaran 70.000 ton,” ungkapnya kepada Bisnis, dikutip Minggu (25/12/2022).
Sebelumnya, INCO berharap dengan kembali beroperasinya Furnace 4, Perseroan bisa memproduksi nikel mencapai 90.000 ton per tahun.
Adapun, sampai dengan kuartal III/2022, INCO telah mencatatkan produksi nikel sebanyak 43.907 ton, lebih rendah 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 48.373 ton.
Pada 2023, INCO berharap harga nikel masih bisa mendukung kinerja keuangan perseroan dengan bergerak di kisaran US$20.000 per ton.
Baca Juga
“Pendapatan dan laba INCO tahun depan akan sangat tergantung pada harga komoditas yang mengikuti mekanisme pasar. Kami berharap harga nikel masih di level diatas US$20.000 per ton dan harga komoditas batu bara atau minyak mulai turun. Dengan kondisi seperti itu diharapkan perusahaan akan membukukan kinerja keuangan yang baik,” imbuh Bernardus.