Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham IDX High Dividen 20 Diproyeksi Positif, Cek Rekomendasi Analis

Analis merekomendasikan saham sektor dari perbankan, tambang, dan farmasi jadi pilihan analis dari jajaran IDX High Dividen 20.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham di jajaran Indeks IDX High Dividen 20 diproyeksikan masih mampu bergerak positif di pengujung tahun 2022. Sejumlah saham dari sektor perbankan, tambang, dan farmasi jadi rekomendasi analis.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan beberapa saham yang dapat dicermati di antaranya ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF).

“Adapun, yang saya pilih tersebut sebenarnya memiliki proyeksi fundamental yang positif, dengan adanya proyeksi yang positif, terutama dari sisi bottomline, pembagian hasil kinerjanya atau dividen sangat terbuka lebar,” jelasnya kepada Bisnis, dikutip Minggu (25/12/2022).

Nafan menilai emiten-emiten yang rajin membagikian dividen ini, kalau dilihat proyeksi kinerja sampai akhir tahun ini masih positif, tercermin dari kinerja fundamental makroekonomi domestik yang berkelanjutan dan relatif solid.

Dia melihat pertumbuhan di sektor perbankan kan dipengaruhi adanya faktor peningkatan kinerja pertumbuhan kredit double digit. Kemudian, dari sisi emiten di sektor komoditas dipengaruhi adanya windfall profit dari lonjakan harga komoditas, yang jika ini terkumpul setahun penuh potensinya bagus.

Selain itu, untuk emiten di sektor farmasi, ada peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi obat seiring dengan adanya faktor pandemi Covid-19, sehingga kebutuhan untuk meningkatkan imunitas tubuh meningkat.

“Kalau untuk saya, peningkatan demand ini atau penjualan di sektor konsumsi domestik juga berimbas positif. Adapun, hasil topline dan bottom line emiten sangat potensial,” katanya.

Potensi ke depan, imbuh Nafan, pasar masih akan bergerak volatil, apalagi kan isu mengenai kemungkinan resesi global dan the perfect storm tahun depan sangat santer.

“Meskipun demikian, berkaca pada pasar domestik, perekonomian kita bisa sustainable terhadap faktor tersebut, sehingga kita bisa keluar dari the perfect storm di tahun depan,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper