Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mengalami koreksi bersamaan dengan pengumuman dividen jumbo senilai Rp7,79 triliun.
Saham ADRO terkoreksi 3,05 persen ke posisi Rp3.810 per unit. Emiten batu bara itu ditransaksikan sebanyak 16.371 kali dengan nilai yang diperkirakan mencapai Rp453 miliar. Adapun, emiten tambang PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mengumumkan akan membayar dividen interim sebesar US$500 juta atau setara Rp7,79 triliun (kurs Jisdor Rp15.594 per saham). Dividen ini setara dengan US$0,016 per saham atau Rp249,5 per saham.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menyebutkan ADRO kini membentuk koreksi yang diperkirakan berlanjut mendekati area support di 3.650–3.700 setelah gagal menembus level psikologis 4.000.
Dia mengatakan jika saham ADRO mampu bertahan di kisaran tersebut, maka akan terbuka peluang untuk berbalik menguat guna kembali menguji level 4.000.
“Berdasarkan skenario terbaik ini maka dapat dipertimbangkan untuk buy on weakness sementara ADRO masih terkoreksi,” kata Ivan.
Konsensus Bloomberg yang mengkover ADRO menyematkan pandangan positif pada emiten Boy Thohir tersebut. Dari 33 analis, 25 di antaranya atau 75,8 persen memberikan rekomendasi buy, sementara tujuh analis lainnya merekomendasikan hold dan satu analis menyematkan peringkat jual.
Baca Juga
Target harga rata-rata yang untuk saham ADRO dalam 12 bulan ke depan dipatok Rp4.470,84 per saham. Artinya, investor yang berencana untuk mulai membeli saham ADRO saat ini berpeluang mendulang capital gain sebesar 17,3 persen.
Secara teknikal, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa saham ADRO telah melewati batas downtrend minor dan diperdagangkan di atasnya. Selain itu, stochastics K_D dan RSI memberikan sinyal positif seiring dengan naiknya volume perdagangan.
“Kami merekomendasikan add dengan target harga terdekat 3.820, 3.900, dan 4.040. Support terdekat adalah 3.690,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (23/12/2022).
Terpisah, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menyebutkan ADRO berpotensi membentuk gap down pada perdagangan Jumat (23/12/2022). Pola tersebut memperkuat indikasi pullback lanjutan dari death cross pada stochastic RSI. Dia merekomendasikan buy on support di 3.700.
“Selama pullback tertahan di 3.700, ADRO mempertahankan potensi rebound hingga minor bullish reversal,” katanya.
Manajemen ADRO dalam keterangan resminya mengatakan nilai dividen interim ini lebih tinggi 67 persen dari dividen interim tahun 2021 senilai US$300 juta dan merupakan dividen interim tertinggi yang pernah diberikan perseroan.
Adapun jadwal pembagian dividen ADRO yakni cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 30 Desember 2022, dengan ex dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 2 Januari 2023. Lalu, cum dividen di pasar tunai pada 3 Januari 2023, dan ex dividen di pasar tunai pada 4 Januari 2023.
Tanggal pencatatan pemegang saham perseroan yang berhak atas dividen interim atau recording date pada 3 Januari 2023, pengumuman kurs konversi dengan menggunakan kurs tengah BI pada 3 Januari 2023, dan pembagian dividen interim pada 13 Januari 2023.
Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir atau Boy Thohir mengatakan memberikan pengembalian kepada pemegang saham dalam bentuk pertumbuhan laba, dividen, dan pembelian saham kembali, merupakan fokus ADRO. Dia melanjutkan harga batu bara yang kuat dan kinerja operasional yang efisien pada 2022 mendukung kinerja yang solid hingga September 2022.
“Profitabilitas ADRO mendukung percepatan transformasi usaha dan menyediakan pengembalian yang konsisten dan menarik pada pemegang saham,” ucapnya.
Hingga kuartal III/2022, ADRO mencatatkan EBITDA operasional sebesar US$3,8 miliar dan laba inti sebesar US$2,3 miliar, lebih tinggi 231 persen dan 262 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2021.
Posisi kas pada akhir 9 bulan 2022 adalah US$3,3 miliar, 122 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. ADRO juga membukukan kas bersih sebesar US$1,8 miliar dibandingkan dengan utang bersih sebesar US$10 juta di 9 bulan 2021.