Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan terkoreksi pada perdagangan hari ini, Jumat (23/12/2022), terimbas sentimen pelemahan bursa Amerika Serikat dan Eropa pada Kamis (22/12/2022) waktu setempat.
Tim Analis Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya menyebutkan secara teknikal terdapat indikasi overbought pada Stochastic RSI.
“IHSG diperkirakan terkonsolidasi dalam rentang 6.780–6.850 di Jumat (23/12) untuk keluar dari overbought area sebelum melanjutkan minor bullish reversal trend,” tulis Phintraco.
Sementara itu, indeks-indeks Wall Street berbalik melemah semalam, meski sejumlah data ekonomi di AS menunjukan kondisi yang lebih baik. US GDP Growth Rate mencapai 3,2 persen qoq pada kuartal III/2022, lebih tinggi dari perkiraan di 2,9 persen. Adapun US Initial Jobless Claims sebesar 216.000 pada pekan yang berakhir di 17 Desember 2022, lebih rendah dari perkiraan di 222.000.
“Salah satu pemicu aksi jual di Wall Street tersebut adalah kembali menyeruaknya kekhawatiran resesi di 2023, mengingat The Fed kemungkinan masih menaikkan suku bunga acuan, terutama di awal 2023.”
Mayoritas indeks di Eropa lebih dulu ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Dari data ekonomi, Inggris mencatatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2022. UK Growth Rate berada di level 1,9 persen yoy pada kuartal III/2022, turun dari 4 persen di kuartal II/2022. Pertumbuhan tersebut juga lebih rendah dari perkiraan di 2,4 persen yoy.
Baca Juga
Di samping pelemahan mayoritas indeks global kemarin, pergerakan IHSG juga pengaruhi perkembangan kasus Covid-19 di China. Terdapat kenaikan kasus setelah pemerintah China melonggarkan restriksi kegiatan dalam sebulan terakhir.
“Pasar masih menimbang dampak terhadap ekonomi China, jika dibandingkan dengan penerapan Zero Covid Policy sebelumnya,” lanjut Phintraco.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin sehingga menjadi 5,5 persen. Phintraco Sekuritas menyebutkan kebijakan ini berpotensi memicu rebound saham-saham bank, seperti BRIS, BBNI dan BTPS.
Selain itu, pelaku pasar juga dapat memperhatikan peluang rebound lanjutan pada PTPP, BUKA, BULL, MEDC, UNVR, MTEL dan MIKA.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.