Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpeluang Window Dressing Akhir Tahun, Ini Buktinya!

Benarkah IHSG masih berpeluang window dressing pada akhir tahun ini? Simak penjelasan ekonom.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih berpeluang terjadi window dressing menjelang penutupan akhir 2022. Adapun, indeks secara year to date (ytd) tumbuh positif sebesar 3,69 persen.

Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji menyampaikan bahwa terdapat beberapa katalis positif yang membuat peluang terjadinya window dressing masih memiliki kesempatan terjadi. Salah satunya kinerja laporan keuangan yang positif.

Hal lainnya yang mendukung adalah adanya fondasi yang kuat bagi para investor untuk melakukan investasi di dalam negeri seiring dengan adanya potensi resesi yang tinggi di global.

“Saya melihat bahwa negara maju pasti berpotensi resesi nya lebih tinggi daripada negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini bisa dijadikan fondasi kuat bagi para pelaku investor untuk terus memantapkan minatnya dalam investasi di tanah air agar bisa meningkatkan foreign investment,” ujar Nafan kepada Bisnis, Kamis (22/12/2022).

Perkembangan IHSG dinilai flat oleh Nafan seiring dengan pelau pasar yang menanti kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait dengan BI7DRR.

Nafan melihat bahwa pelaku pasar tengah menunggu statement hawkish dari gubernur Bank Indonesia untuk memperkuat stabilitas Rupiah ke depan, sehingga bisa memberikan apreasis terhadap instrumen lain.

“Jadi dengan adanya hawkish statement dari Bank Indonesia ini membuat setidaknya harapan terjadinya window dressing tetap ada, maupun ini sudah terlambat. Tentunya didukung dengan market yang kondusif dan berbagai katalis positif,” ujar Nafan.

Fundamental Ekonomi

Di lain pihak, Dosen Praktisi Pasar Modal Sarjana Terapan FEB Universitas Trisakti Lanjar Nafi mengatakan bahwa hingga saat ini IHSG mengalami penguatan sekitar 3,5 persen. Tentu hal ini bukan pencapaian yang buruk mengingat indeks saham utama di Asia, Eropa bahkan Amerika tercatat alami performance yang negatif pada 2022.

“Hingga akhir tahun saya kira masih berpotensi alami trend positif. Secara teknikal dengan IHSG yang kuat berada diatas level 6.800 teknikal rebound masih berlanjut dengan target resistance 6.896-7.014 [Fibonacci retracement] dan target level penurunan November di 7.081,” ujar Lanjar.

Lanjar menyampaikan bahwa secara psikologis Desember selalu alami penguatan dibandingkan bulan November selama dua dekade terakhir.

Saat ini, posisi performance IHSG pada Desember masih berada di zona negatif alias melemah dibandingkan November, sehingga ada potensi dorongan optimis secara psikologis dan mengalami penguatan hingga akhir bulan.

Secara fundamental, data ekonomi Indonesia masih cukup positif hingga akhir tahun seperti, sisi pendapatan negera yang tetap tinggi melebihi jauh dari ekspektasi, current account Indonesia yang surplus, Inflasi indonesia yang mulai melandai, aktivitas perdagangan (ekspor impor) yang masih positif, kebijakan pemerintah yang terbilang masih cukup luas dan kinerja emiten kuartal ke-3 yang mayoritas bertumbuh signifikan pada 2022 serta pertumbuhan ekonomi (PDB) yang berada diatas 5 persen.

“Hal tersebut secara fundamental mendukung adanya pergerakan IHSG yang lebih baik hingga akhir tahun dan bekal ditahun depan,” ujar Lanjar.

Dia menambahkan bahwa PE ratio IHSG saat ini berada di level 13.1 kali (data bloomberg) jauh lebih rendah dari average 5 tahun terakhir dilevel 25 kali.

Bahkan apabila dikurangi 1 standar deviasi pun dilevel 16.1 kali, PE ratio IHSG terbilang lebih rendah atau mengindikasikan harga IHSG saat ini tidak sesuai dengan kinerja fundamentalnya sehingga peluang menguatnya IHSG cukup besar.

Sebagai informasi, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 22 Desember 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara year to date (ytd) mengalami pertumbuhan sebesar 3,69 persen. Dengan rincian indeks LQ45 naik 1,1 persen, IDX30 turun 1,16 persen, IDX80 turun 0,19 persen. Sementara BISNIS-27 naik 15,23 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper