Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Hormel Foods Investasi Jumbo di Garudafood (GOOD)

Hormel Foods International Corporation (HFIC), anak usaha Hormel Foods Corporation, membeli Rp6,2 triliun saham Garudafood (GOOD).
Produk-produk Garudafood. Hormel Foods International Corporation (HFIC), anak usaha Hormel Foods Corporation, membeli Rp6,2 triliun saham Garudafood (GOOD). /garudafood.com
Produk-produk Garudafood. Hormel Foods International Corporation (HFIC), anak usaha Hormel Foods Corporation, membeli Rp6,2 triliun saham Garudafood (GOOD). /garudafood.com

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan makanan global asal Amerika Serikat Hormel Foods Corporation resmi menjadi investor anyar di PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD). Masuknya Hormel Foods terjadi lewat aksi pembelian saham dari sejumlah investor.

Garudafood dalam siaran pers menyebutkan beberapa pemegang saham telah menjual sahamnya kepada Hormel Foods International Corporation (HFIC), anak usaha Hormel Foods Corporation.

Total saham yang diakuisisi HFIC mencapai 10.768.830.564 (10,76 miliar) lembar saham dan merupakan 29,18 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor Perseroan. Saham dibeli di harga Rp580 per saham sehingga total transaksi mencapai Rp6,24 triliun.

Presiden dan CEO Hormel Foods Jim Snee mengatakan investasi strategis di Garudafood bakal memperkuat kemitraan kedua perusahaan. Dia mengatakan kerja sama yang terjalin merupakan instrumen krusial bagi Hormel Foods untuk memperluas bisnis di Indonesia dan Asia Tenggara.

“Garudafood merupakan pemimpin pasar dengan brand yang kuat. Mereka juga sangat mengenal pasar lokal dan memiliki jaringan distribusi yang kuat,” kata Jim Snee dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu (18/12/2022).

Hormel Foods berharap eksistensinya di pasar Indonesia dan Asia Tenggara bisa makin kuat dengan kemitraan bersama Garudafood. Jim Snee mengatakan Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan dengan prospek pertumbuhan yang tinggi.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Susanto mengatakan perusahaan konsumer akan menjadi pendulang keuntungan terbesar memasuki tahun penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024. Di sisi lain, harga komoditas diramal akan mulai melandai sehingga tekanan biaya produksi tidak sebesar 2022.

“Dua tahun menjelang Pemilu, kami mencatat bahwa perusahaan konsumer membukukan kenaikan kinerja yang stabil. Pada 2009, pendapatan emiten konsumer naik 14,2 persen sebelum pemilihan umum. Kemudian di 2014 dan 2019 naik masing-masing 16 persen dan 7,3 persen,” kata Natalia dalam risetnya.

BRI Danareksa Sekuritas meyakini emiten konsumer akan menikmati keuntungan serupa, seiring dengan normalisasi aktivitas. Pertumbuhan pendapatan emiten konsumer pada 2023 diestimasi tumbuh rata-rata 9,7 persen, dari 11,9 persen pada 2022.

Dari performa indeks, IDXNCYC telah tumbuh 9,57 persen secara year to date (ytd) atau melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 3,51 persen per 16 Desember 2022. BRI Danareksa Sekuritas lantas menyematkan peringkat overweight untuk sektor konsumer pada 2023.

“Untuk 2023, kami melihat dorongan untuk sektor konsumer dari menguatnya daya beli menjelang Pemilu 2024 dan katalis positif dari tahun politik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper