Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Masih Kurang Katalis Positif

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dibayangi sentimen negatif seiring pengetatan suku bunga acuan oleh The Fed.
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dibayangi sentimen negatif seiring pengetatan suku bunga acuan oleh The Fed.

Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.619 pada perdagangan kemarin, Kamis (15/12/2022) dihadapan dolar AS. Indeks dolar AS terpantau menguat 0,22 persen ke posisi 103.640 menyusul pengumuman The Fed yang kembali menaikan suku bunga sebesar 50 basis point.

Berdasarkan data Bloomberg, Mata uang rupiah ditutup melemah 0,17 persen atau 26 point ke level Rp15.592 walaupun sebelumnya sempat melemah 45 point.

Mata uang sejumlah negara juga terpantau bergerak bervariasi. Yuan China terpantau melemah 0,24 persen. Dolar Hongkong terlihat melemah 0,01 persen. Yen Jepang menguat 0,40 persen dan Won Korea melemah sebesar 0,61 persen. Sedangkan Rupee India terpantau melemah 0,15 persen dan Ringgit Malaysia juga melemah sebesar 0,43 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.600 - Rp15.650.

Menurutnya dolar AS naik secara luas pada hari Kamis setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar setengah persentase poin yang diharapkan secara luas dalam semalam, dan pembuat kebijakan memperkirakan akan membuat kenaikan lebih lanjut dan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari yang diharapkan sebelumnya.

“Dana Fed berjangka menunjukkan bahwa pasar mengharapkan suku bunga AS mencapai puncaknya di bawah 5 persen pada Mei tahun depan, lebih rendah dari yang telah dipandu oleh Fed,” katanya dalam riset harian, Kamis (15/12/2022).

Sedangkan untuk Indonesia sendiri, neraca perdagangan barang masih mengalami surplus di November. Selain itu, lembaga pemeringkat internasional Fitch Rating, kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia (RI) pada BBB (investment grade) dengan outlook stabil, pada 14 Desember 2022.

“Hal tersebut mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang rendah. Dan ini menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional terhadap stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga,” lanjutnya.

Kendati demikian, Fitch memberikan beberapa catatan yaitu penerimaan pemerintah yang masih rendah serta beberapa indikator struktural seperti indikator tata kelola, yang relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama.

13:10 WIB
Rupiah Berpotensi Melemah

Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan pelemahan rupiah di antaranya disebabkan oleh pertumbuhan ekspor pada November melambat lebih dari perkiraan seiring dengan mulai munculnya tanda-tanda perlambatan ekonomi global.


Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper