Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Penutupan, IHSG Masih Terbebani Saham GOTO?

IHSG berpotensi konsolidasi terlebih dulu di kisaran 6.780–6.800 sebelum melanjutkan rebound pada sesi II.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (14/12/2022). IHSG melemah 0,39 persen atau 26,75 poin ke label 6.783,55, dengan saham big cap seperti GOTO, BBRI, dan BBCA ambles di zona merah. 

IHSG sempat menyentuh level tertinggi 6.854,09 sepanjang sesi pertama. Sebanyak 201 saham menguat, 299 saham melemah dan 184 saham melemah.

Meski terkoreksi di sesi I, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG bisa berbalik ke zona hijau di sesi kedua. Secara teknikal, Stochastic RSI cenderung bergerak naik dari oversold area diikuti penyempitan negative slope MACD.

“IHSG berpotensi konsolidasi terlebih dulu di kisaran 6.780–6.800 sebelum melanjutkan rebound pada sesi II, Rabu (14/12/2022),” kata Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian dalam risetnya.

Pergerakan IHSG berbalik dengan mayoritas bursa Asia. Inflasi Amerika Serikat yang mencapai level terendah 2022 di angka 7,1 persen secara tahunan direspons positif oleh pasar yang mengestimasi inflasi di angka 7,3 persen.

“Inflasi AS bisa menjadi sentimen positif bagi IHSG, tetapi pelaku pasar cenderung wait and see menunggu keputusan The Fed Rate yang akan dirilis Kamis (14/12/2022) waktu setempat,” lanjutnya.

Secara terpisah, CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya menjelaskan pola gerak IHSG terlihat masih dapat mengalami teknikal rebound setelah mengalami tekanan pada beberapa waktu sebelumnya. Kelanjutan kenaikan masih mungkin dapat terjadi jika IHSG mampu ditutup diatas resisten level terdekat.

“Namun masih minimnya sentimen yang dapat menjadi booster kenaikan IHSG serta capital inflow yang belum terlihat bertumbuh secara signifikan cukup menjadi tantangan untuk dapat mendorong kenaikan IHSG,” jelasnya pada riset, Rabu (14/12/2022)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper