Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi Grup Sinarmas PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) menyampaikan akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$200 juta pada tahun 2023.
Direktur Utama FREN Merza Fachys mengatakan FREN ingin terus menjaga pertumbuhan kinerja pada level yang lebih wajar dan stabil tahun depan.
"Oleh sebab itu, kami ingin di 2023, walau kami mendengar banyak gosip akan krisis, akan banyak lagi kesulitan, maka kami siap-siap efisiensi di tahun ini. Kami akan jaga, maintain prudent cost," kata Merza dalam paparan publik Smartfren Telecom, Senin (28/11/2022).
Dia melanjutkan, FREN telah sepakat beban biaya pada 2023 harus lebih efisien, dengan harapan level EBITDA tetap terjaga.
Sementara itu, untuk belanja modal, FREN akan mengeluarkan dana sekitar US$200 juta atau setara Rp3,14 triliun (kurs Jisdor Rp15.729 per Dolar AS). Menurutnya, dana belanja modal ini akan menjawab kebutuhan FREN di tahun 2023.
"Kami jaga agar kami tetap berkembang dengan apapun yang harus kami kembangkan di jaringan kami, tapi kami juga jaga semua lebih efisien," ucapnya.
Dia berharap, tahun 2023 yang dibicarakan sebagai tahun krisis tidak akan terjadi di Smartfren.
Sebagai informasi, FREN mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp8,28 triliun hingga kuartal III/2022. Pendapatan usaha ini meningkat 8,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,64 triliun.
Laba bersih FREN juga tercatat ikut naik menjadi Rp1,64 triliun, berbalik dari rugi bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp441,7 miliar. Bahkan, laba bersih ini jauh melampaui capaian semester I/2022 yang sebesar Rp54,6 miliar atau melesat 2.908 persen secara kuartal ke kuartal (quarter-on-quarter).
Penyebabnya, yakni keuntungan dari investasi dalam saham yang mencapai Rp1,62 triliun. Di periode yang sama tahun lalu, keuntungan FREN dari investasi dalam saham ini hanya Rp88,35 miliar.