Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara pelat merah PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menggarap proyek hilirisasi batu bara melalui pengolahan dimetil eter (DME) secara konsorsium dengan perkiraan nilai investasi hingga Rp33 triliun.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan saat ini perseroan bersama mitra strategis seperti Air Products (APCI) masih melakukan investigasi dan studi di lapangan serta penilaian pada sampel batu bara yang ada.
“Proyek yang lokasinya di Tanjung Enim di kawasan industri yang sekarang sudah kami siapkan. Total investasinya US$2,3 miliar atau setara Rp33 triliun dan akan menciptakan kesempatan kerja sekitar 1.000,” ungkap Arsal dalam Rapat Dengar Pendapat bersama dengan Komisi VII DPR RI, Senin (28/11/2022).
Arsal menjelaskan saat ini penandatanganan perjanjain sudah dilakukan. Site investigation oleh APCI dan pembahasan side agreement terkait biaya lahannya juga telah dan sedang dilakukan. Proyek hilirisasi ini menuju kepada kesiapan di lapangan.
“Kami dan APCI ingin melakukan asesmen terhadap spesifikasi teknis persiapan di lokasi proyek. Ini sudah kami lakukan secara detail karena lokasi tanahnya di sana umumnya mengandung batu bara,” paparnya.
Kemudian, PTBA juga sudah melaksanakan coal sampling dan analisis spesifikasi batu bara. Adapun, PTBA telah melakukan pengeboran di 30 titik dengan 7 titik di antaranya akan selesai Desember tahun ini.
Baca Juga
“Ini untuk memastikan spek batu bara yang dihasilkan IUP PTBA hasilnya akan menjadi basis plan APCI untuk menghasilkan DME,” tambahnya.
Selain itu, kesiapan lahan sampai saat ini sudah hampir 100 persen atau 99,9 persen. Dari 164 hektare yang dibutuhkan, PTBA sudah menyiapkan 163,87 hektare
“Kami juga menyampaikan bahwa kawasan itu nanti akan menjadi KEK [kasawan ekonomi khusus] hilirisasi. Izin ini kami sudah dapatkan dari 2021, sekarang kami fokus untuk menjadi KEK. Ini dalam proses evaluasi rencana bisnis oleh KEK. Kami harapkan KEK ini mengoptimalkan insentif yang ada dan mendukung proyek hilirisasi ini,” tambahnya.