Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham SCMA & EMTK Loyo saat Piala Dunia, Apa Kata Analis?

Hingga pekan kedua Piala Dunia 2022, saham Surya Citra Media (SCMA) dan Elang Mahkota Teknologi (EMTK) punya Grup Emtek bergerak lesu.
Suporter Timnas Jepang/FIFA
Suporter Timnas Jepang/FIFA

Bisnis.com, JAKARTA - Saham dua emiten Grup Emtek, PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) menutup perdagangan pekan lalu pada zona merah. Sentimen bergulirnya Piala Dunia 2022, di mana Grup Emtek tampil sebagai official broadcaster, belum bikin saham kedua emiten jadi barang buruan di kalangan pelaku pasar.

Saham EMTK dan SCMA sempat masuk zona hijau satu hari setelah Piala Dunia 2022 bergulir. Masing-masing menguat 1,50 persen dan 3,08 persen. Namun, seiring bergulirnya pekan kedua kompetisi, keduanya tak kunjung masuk zona hijau lagi. Pada rentang 22-25 November 2022, harga saham SCMA dan EMTK cenderung terkoreksi.

Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta, gerak tersebut dikarenakan pelaku pasar cenderung lebih mencermati kinerja keuangan dari SCMA maupun EMTK. Namun, Nafan juga menggarisbawahi jika nantinya, Piala Dunia 2022 mestinya mampu meningkatkan pendapatan iklan SCMA.

EMTK, sebagai pengendali SCMA, pun potensial diuntungkan bila situasi tersebut tercapai.

"Mirae Asset Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi overweight terhadap emiten media. Jadi, ratingnya meningkat dari neutral ke overweight," ujar Nafan kepada Bisnis, Minggu (27/11/2022).

Ketika artikel ini rilis, Mirae Asset merekomendasikan buy untuk SCMA dengan target harga 300 per saham.

Analis Teknikal Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan secara teknikal EMTK sudah meningkat selama empat pekan terakhir terhitung dari pertengahan Oktober 2022. EMTK juga masih tertahan oleh garis resisten Moving Average (MA) 20 pada weekly chart.

Setelah dua pekan terakhir terkoreksi, EMTK diproyeksi akan menguji level 1.500 pada pekan depan. EMTK memiliki peluang rebound apabila selama sepekan berikutnya ditutup di atas 1.500.

"Sementara SCMA juga kurang lebih berada di fase yang sama yaitu, koreksi yang diperkirakan terbatas dan pekan ini akan menguji support 228," ujar Ivan kepada Bisnis, Minggu (27/11/2022).

Ivan menjelaskan, jika level support pekan depan mampu menahan koreksi pada pekan lalu, maka SCMA berpeluang rebound untuk melanjutkan tren positif. Adapun tren positif tersebut telah terbentuk semenjak pertengahan tahun ini.

SCMA sendiri tercatat menguat 9,65 persen dalam kurun waktu 6 bulan terakhir.

----

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper