Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) siap memanfaatkan kepemimpinan (chairmanship) Asean pada tahun 2023 untuk terus mengembangkan pasar modal Indonesia dan regional, serta menjadi bintang di Asia Tenggara.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar memaparkan, estimasi yang dikeluarkan sejumlah lembaga menyatakan pertumbuhan ekonomi mayoritas negara – negara di dunia akan melemah pada tahun depan.
Kawasan Asia Tenggara diprediksi menjadi satu–satunya wilayah yang akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang optimal.
Kepemimpinan Asean oleh Indonesia akan menjadi momentum yang tepat untuk membuktikan kapasitas Indonesia di seluruh sektor. Apalagi, Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang optimal sepanjang tahun ini dan diprediksi masih akan berlanjut pada tahun depan.
Seiring dengan hal tersebut, Mahendra mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam pengembangan sektor keuangan, termasuk di dalamnya adalah pasar modal.
“Oleh karena itu, mari kita manfaatkan chairmanship Asean tersebut. Kami sudah berbicara tadi untuk menyelenggarakan acara–acara seputar pasar modal Indonesia dan Asia Tenggara,” jelasnya saat memberikan keynote speech pada CEO Networking, Kamis (24/11/2022).
Baca Juga
Mahendra melanjutkan, kepemimpinan Asean yang sukses dapat semakin meningkatkan posisi Indonesia di dunia internasional. Apalagi, Indonesia juga dinilai sukses sebagai Presidensi G20 pada tahun ini.
Ia menembahkan, kesuksesan Presidensi G20 dan Chairmanship Asean nantinya akan membuktikan kapasitas Indonesia di ranah politik regional hingga internasional.
“Mari kita tunjukkan kapasitas Indonesia dapat menjadi pusat Asia Tenggara saat ini dan ke depannya. Seperti yang dibilang The Economist bahwa Indonesia merupakan salah satu bintang di wilayah Asia,” pungkasnya.
Seperti diketahui, sebagai majalah yang berbasis di London, The Economist mengapresiasi pergelaran G20, dengan editorial berjudul Why Indonesia Matters pada edisi terbarunya yang terbit 17 November 2022.
Pada editorial The Economist diitulis Indonesia sebagai produsen batu bara terbesar ketiga di dunia memiliki potensi tidak hanya memperkuat negara, tetapi juga menggerakkan ekonomi. Namun Presiden Joko Widodo ingin mengubah narasi itu. Indonesia menarik perhatian global karena stok nikel dan kobaltnya, elemen inti dalam baterai yang dibutuhkan untuk industri kendaraan listrik yang berkembang pesat. Majalah ini pun membahas bisakah pemerintah Indonesia menukar ekonomi bertenaga bahan bakar fosil dengan yang menggunakan baterai?