Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan pasar modal.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar mengatakan, pihaknya mengapresiasi upaya Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mampu meningkatkan inklusi keuangan di pasar modal Indonesia. Meski demikian, inklusi tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan literasi masyarakat Indonesia.
“Ini artinya masyarakat kita tidak semakin mengerti tentang pasar modal dan produk–produknya walaupun tetap berinvestasi,” jelasnya saat memberikan keynote speech pada acara CEO Networking, Kamis (24/11/2022).
Mahendra mengatakan, literasi masyarakat terhadap pasar modal perlu ditingkatkan melalui upaya–upaya kolaboratif dan komprehensif. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab BEI dan OJK saja, tetapi seluruh pemangku kepentingan terkait.
Ia melanjutkan, peningkatan literasi masyarakat terhadap pasar modal dan produk–produk terkait juga akan mengangkat kualitas investor yang ada di Indonesia.
“Ini bukan hanya soal 10 juta investor pada Single Investor Identification (SID), tetapi juga kualitasnya. Oleh karena itu, kami mengajak OJK untuk membuat program–program khusus peningkatan literasi dan juga inklusi keuangan pasar modal,” imbuhnya.
Baca Juga
Adapun, dalam survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) 2022, indeks literasi keuangan di pasar modal mengalami penurunan, tetapi indeks inklusi keuangan di pasar modal tercatat meningkat.
Tingkat literasi keuangan berdasarkan sektor jasa keuangan di pasar modal pada 2022 mencapai 4,11 persen pada 2022. Tingkat literasi keuangan di pasar modal turun dibandingkan dengan periode 2019 di posisi 4,97 persen.
Sementara itu, tingkat inklusi keuangan di pasar modal naik pada 2022 menjadi 5,19 persen dari periode 2019 sebesar 1,55 persen.