Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Saham Tekno Melemah 0,90 Persen Sepekan, Bagaimana Prospek saham GOTO dan EMTK?

Indeks sektor teknologi tercatat mengalami pelemahan 62,79 point atau sebesar 0,90 persen. saham GOTO dan saham EMTK dinilai memiliki prospek positif.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham teknologi yang mencakup saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) cs cenderung mengalami tekanan dalam perdagangan sepekan.

Indeks sektor teknologi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami pelemahan 62,79 point atau sebesar 0,90 persen ke level 6.878,071 pada penutupan pekan ini, dari 6.940.869 pada penutupan pekan lalu.

Sejak awal tahun atau secara year-to-date (YtD) sektor ini juga masih terkoreksi hingga 23,53 persen.

Lantas bagaimana prospek sektor teknologi?

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan secara fundamental sektor teknologi masih terbilang baik lantaran masyarakat dipaksa untuk melakukan transformasi dari konvensional menjadi digital kala pandemi Covid-19.

Transformasi tersebut terbilang sukses karena beberapa kegiatan sehari-hari tetap dapat dilakukan meski secara digital.

Transformasi teknologi juga disebut tidak akan berhenti dalam jangka waktu satu sampai dua tahun. Nico mengatakan infrastuktur teknologi perlu dibangun lebih memadai terlebih Presiden Joko Widodo menginginkan adanya peningkatan kontribusi ekonomi digital terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2025.

"Memang situasi dan kondisi aja yang tidak mendukung. Secara prospek kami meliat masih ada peluang positif," ujar Nico kepada Bisnis pada dikutip Minggu (20/11/2022).

Nico tidak memungkiri bahwa sektor teknologi berkaitan erat dengan adanya tingkat suku bunga. Dampak kenaikan suku bunga terhadap sektor teknologi juga tidak hanya dirasakan oleh Indonesia.

Hal ini tercermin dari indeks teknologi bursa Amerika Serikat (AS), yakni Nasdaq yang mengalami fluktuasi akibat kenaikan tingkat suku bunga dari bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed). Kenaikan suku bunga memang akan menurunkan tingkat investasi khususnya pada aset-aset berisiko seperti saham.

Kemudian akan berdampak juga pada penurunan daya beli, dan pola konsumsi sehingga menurunkan pendapatan sebuah perseroan. Namun, Nico mengatakan pasar sudah mulai beradaptasi dengan kondisi perekonomian global sehingga tidak cemas dengan adanya inflasi maupun kenaikan suku bunga.

Pasar dinilai sudah mulai terbiasa dan paham betul apa yang harus dilakukan ditengah ketidakpastian global dengan melakukan rotasi sektor.

"Tentu ini menjadi perhatian ya bagi kita khususnya di masa yang datang. Sejauh mana situasi dan kondisi makro ekonomi, baik secara global maupun dalam negeri yang mempengaruhi saham-saham teknologi," ujar Nico.

Nico juga menjelaskan apapun sektor perusahaan yang tercatat di bursa, investor akan melihat bisnis dari calon emiten tersebut. Selain itu, fundamental dari calon emiten juga menjadi bahan pertimbangan bagi para investor.

Dalam konteks sektor teknologi, Nico menyebut tidak serta merta seluruh perusahaan sektor teknologi memiliki kinerja buruk. Ada kemungkinan perusahaan yang bergerak di bidang cloud data center, maupun infrastruktur juga memiliki prospek yang menarik.

"Itu semua akan menentukan seberapa jauh pelaku pasar dan investor akan tertarik untuk membeli saham di sektor teknologi," ujar Nico

Sebagai contoh, Nico menyebut melalui aplikasi Tokopedia, pelanggan dapat melakukan banyak hal dalam satu aplikasi selain transaksi jual beli daring. Beberapa di antaranya adalah membayar pajak, tagihan listrik, dan air.

Menurutnya, ekosistem dalam aplikasi yang ditawarkan oleh calon emiten sektor teknologi menjadi faktor penting untuk menarik minat para investor. Selama calon emiten dapat memberikan pengalaman atau user experience yang baik, maka pengguna akan memiliki keterikatan dalam aplikasi dan ekosistem yang ditawarkan.

Hal ini yang nantinya akan menjadi tolok ukur bagi para investor."Itu semua akan diukur oleh para pelaku pasar dan investor," jelas Nico.

Terkait dengan saham teknologi yang dinilai masih menarik, Nico merekomendasikan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) lantaran memiliki diversifikasi bisnis teknologi yang baik. Selain itu, Grup Emtek memiliki infrastruktur yang berkembang sehingga membantu akselerasi pertumbuhan teknologi.

Di satu sisi, EMTK paham bahwa bisnis digital tidak hanya berbicara mengenai aplikasi semata. Beberapa hal seperti hardware dan juga software sudah dikembangkan dengan baik oleh EMTK, sehingga perseroan paham bagaimana cara membangun infrastruktur untuk menopang kegiatan teknologi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper