Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel gawai dan produk elektronik PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) mengalami kenaikan penjualan bersih sampai kuartal III/2022. Meski demikian, laba bersih tampak terkoreksi dibandingkan dengan tahun lalu.
Pengelola jaringan ritel Erafone itu membukukan penjualan bersih sebesar Rp34,94 triliun. Angka tersebut tumbuh 12,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan Rp31,18 triliun di periode yang sama pada 2021.
Mayoritas penjualan disumbang oleh segmen telepon seluler (ponsel) dan tablet yang mencapai Rp27,39 triliun atau naik 10,58 persen yoy dari sebelumnya Rp24,77 triliun. Di sisi lain, penjualan produk operator justru turun 22,81 persen yoy menjadi Rp2,06 triliun, tetapi penjualan aksesori dan lainnya naik 69,50 persen yoy.
Seiring dengan pertumbuhan penjualan, beban pokok penjualan juga naik. Hingga akhir kuartal III/2022, beban pokok penjualan Erajaya mencapai Rp31,38 triliun atau naik 11,45 persen yoy dibandingkan dengan Rp28,15 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Beban pokok penjualan ERAA terutama berasal dari pembelian ponsel dan tablet dari pemasok. Pembelian Erajaya dari Apple South Asia Pte. Ltd. Singapura menjadi yang terbesar dengan jumlah Rp6,97 triliun atau naik 3,47 persen yoy.
Sementara itu, pembelian dari PT Samsung Electronics Indonesia tercatat turun dari Rp5,96 triliun menjadi Rp5,46 triliun. Pembelian dari PT Xiaomi Technology Indonesia juga turun menjadi hanya Rp2,65 triliun dibandingkan dengan Januari—September 2021 sebesar Rp4,83 triliun.
Baca Juga
Dengan kenaikan beban pokok penjualan di atas, laba bersih Erajaya per September tercatat turun 5,41 persen yoy, dari Rp719,20 miliar menjadi Rp680,28 miliar.
Adapun arus kas bersih yang digunakan untuk investasi ERAA memperlihatkan kenaikan sebesar 54,20 persen yoy, dari Rp780,62 miliar menjadi Rp1,20 triliun sepanjang Januari—September 2021. Kenaikan investasi disebabkan oleh bertambahnya penambahan sewa, pembelian aset tetap, dan penambahan investasi pada entitas asosiasi.