Bisnis.com, JAKARTA -- J.P. Morgan Sekuritas Indonesia memperkirakan kinerja saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) akan berat untuk bertahan di level Rp5.000.
Pasalnya, JP Morgan menilai kinerja harga sahamnya yang melampaui indeks sebesar 22 persen secara year-to-date (ytd) merupakan respons yang terlalu optimistis. Broker internasional itu menargetkan harga UNVR senilai Rp4.550 yang mengacu pada 27x FY23E.
Analis J.P. Morgan Benny Kurniawan dalam risetnya menyebutkan margin laba kotor (gross profit margin/GPM) UNVR pada kuartal III/2022 turun 210 basis poin secara kuartalan dan 350 basis poin secara tahunan. Benny mengatakan hasil ini berada di luar ekspektasi karena harga komoditas bahan baku seperti minyak sawit cenderung turun selama periode tersebut.
“Kami yakin hasilnya akan terlihat lebih lemah pada kuartal-kuartal berikutnya, karena volume dan pangsa pasar terus menunjukkan penurunan meskipun basisnya jauh lebih rendah tahun lalu,” kata Benny dikutip Minggu (13/11/2022).
Dia menyebutkan penjualan segmen produk rumah dan perawatan pribadi melanjutkan pelemahan dengan kenaikan hanya 0,6 persen secara tahunan meskipun kenaikan harga jual telah diterapkan sebanyak dua kali. Kenaikan yang lemah ini juga menjadi indikasi bahwa volume penjualan telah terkoreksi.
Di sisi lain, langkah UNVR untuk menekan biaya operasional dinilai tidak akan memberi dampak jangka panjang pada kinerja. UNVR telah memangkas sekitar 49 persen biaya promosi dibandingkan dengan tahun lalu, sementara biaya iklan masih naik 27 persen yoy pada kuartall III/2022.
Baca Juga
“Kami tidak terlalu menyukai pemangkasan biaya promosi dan iklan. Kami menilai langkah tersebut bisa menjadi solusi untuk mengurangi tekanan pada laba untuk jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang bisa merugikan,” lanjutnya.
Selama periode sembilan bulan 2022, UNVR mengakumulasi penjualan sebesar Rp31,53 triliun atau naik 5,0 persen secara tahunan dibandingkan dengan Rp30,02 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Meski demikian, realisasi penjualan ini lebih rendah 2,56 persen dibandingkan dengan Januari—September 2019 yang mencapai Rp32,36 triliun.
Penjualan Unilever pada kuartal III/2022 yang mencapai Rp10,07 triliun juga tercatat lebih rendah daripada kuartal II/2022 yang mencapai Rp10,62 triliun maupun pada kuartal I/2022 sebesar Rp10,83 triliun.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menjelaskan pertumbuhan penjualan yang lebih rendah dalam beberapa kuartal terakhir disebabkan oleh kebijakan pengurangan stok di sisi trade.
"Kebijakan ini diterapkan untuk membangun bisnis yang future-fit dan menciptakan sistem yang efisien, sehingga perusahaan bisa bergerak lebih gesit dan tangkas untuk merespons pasar dan dapat bertumbuh lebih tinggi di tahun-tahun ke depan,” kata Ira dalam jawaban tertulis kepada Bisnis yang dikutip Minggu (13/11/2022).
Meski terjadi penurunan dari sisi nilai, Ira mengatakan penjualan produk Unilever kepada outlets maupun konsumen melalui customer tercatat tumbuh 7,1 persen di kuartal lll/2022. Dia meyakini hal ini menjadi sinyal positif untuk pertumbuhan konsisten selama 2022.