Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti berbasis di Balikpapan, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk. (BSBK), kembali mencatatkan lompatan harga lagi pada perdagangan hari kedua pada Rabu (9/11/2022) pasca penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada Selasa (8/11/2022), kemarin.
Pada saat perdagangan perdana, saham BSBK mengalami auto reject atas (ARA). Itu karena harganya mengalami kenaikan hingga 35 persen. Adapun, perdagangan hari ini hingga pukul 09.29 WIB, saham BSBK menguat 20 persen ke harga 162 atau 27 poin.
BSBK diperdagangkan dengan total nilai Rp95,79 miliar dengan volume 618,24 juta lembar dan 22,130 kali. Kapitalisasi pasarnya naik menjadi Rp4,12 triliun.
Dalam aksi korporasi ini, Wulandari Bangun Laksana melepas sebanyak 2,750 miliar lembar saham. Itu mencapai 12,09 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pasca IPO. Adapun harga saham IPO BSBK sebesar Rp100 per saham. Dengan demikian. Perseroan dapat menghimpun dana sekitar Rp275 miliar.
Usai sukses melantai di Bursa, Perusahaan yang berdomisili di Balikpapan, Kalimantan Timur tersebut, siap memacu kinerja dengan merealisasikan sejumlah rencana bisnis. Manajemen Perseroan optimistis prospek saham ke depan tetap positif.
Tjia Daniel Wirawan, Direktur Operasional Wulandari Bangun Laksana, menerangkan BSBK berdiri sejak 2005 dan memiliki dan mengelola kawasan dengan nama Balikpapan Superblock. Ini merupakan kawasan komersial terpadu dan hunian dengan luas 14 Hektar.
Baca Juga
“Konsep pengembangan kami adalah pengembangan properti berskala besar yang terdiri dari ritel, hunian dan area komersial dalam sebuah komplek bangunan yang dirancang dengan mengusung tema 'One Stop Living'," ujarnya, di Jakarta, Rabu (9/11/2022).
Tjia menjelaskan, dalam menjalankan bisnisnya, Wulandari Bangun Laksana memiliki visi menjadi Perusahaan benchmark property di Balikpapan yang berskala nasional dan berkualitas internasional. Adapun misi yang diusung yakni berkomitmen membangun produk dan pelayanan yang berkualitas dan bernilai tambah untuk kepuasan konsumen (pembeli, penyewa, penghuni, pengunjung).
Dia menjelaskan, pihaknya membangun kerjasama yang baik dengan stakeholder. Mulai dari Pemegang saham, pelanggan, penyedia/penyalur, karyawan, pemerintah dan lingkungan. Wulandari Bangun Laksana juga menambah nilai perusahaan.
Wulandari Bangun Laksana antara lain telah menjual unit apartemen dan kondotel. Perseroan juga memiliki pusat perbelanjaan yang disewakan bernama Mall Ewalk dan Mall Pentacity Shopping Venue, penyewaan gedung perkantoran yang bernama PAM Tower gedung yang disewakan menjadi hotel bintang 5 yaitu Grand Jatra Hotel, Astara Hotel, dan hotel bintang 2 yaitu J-Icon Hip Hotel.
“Dari semua bisnis yang dijalankan ini, Wulandari Bangun Laksana pada 2019 hingga Maret 2022 mengalami kecenderungan peningkatan yang cukup signifikan. Kenaikan ini terutama disebabkan karena adanya penilaian kembali atas aset tetap dan aset properti investasi yang dimiliki Perseroan,” jelas Tjia.
Tjia mengemukakan, BSBK secara fundamental, menunjukkan performa positif dan daya tahan sebelum dan selama pandemi. Rasio EBITDA Margin Perseroan, misalnya, selama tiga tahun terakhir dari tahun 2019 hingga 2021 masing-masing sebesar 3,5 persen, 29,4 persen dan 494,3 persen. Perseroan mencatatkan Return on Assets (ROA) dari 2019 hingga 2021 masing-masing sebesar -7,68 persen, -11,19 persen serta 55,81 persen.
"Kami optimistis, saham BSBK ke depan sangat menarik untuk investor selain fundamental yang bagus dan berkesinambungan, status Perusahaan yang sedang dalam mode ekspansi, serta prospek pengembangan bisnis juga terbuka lebar ," katanya.