Bisnis.com, JAKARTA – PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) mengumumkan rencana untuk menukar obligasi global (global bond) US$300 juta yang jatuh tempo 5 Oktober 2023 berkupon 6,50 persen.
KIJA akan menebus global bond lama dengan global bond baru yang akan diterbitkan oleh Jababeka International B.V. dengan periode jatuh tempo pada 2027.
Untuk memuluskan rencana ini, KIJA akan meminta persetujuan pemegang global bond lama atau dikenal consent solicitation dalam aksi tender offer surat utang.
“Surat utang lama yang ditenderkan secara sah mulai 17.00 waktu New York pada 22 November 2022. Pemegang obligasi akan menerima US$700 dari surat utang baru untuk setiap surat utang lama senilai US$1.000,” tulis manajemen KIJA dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Singapura (SGX), Selasa (8/11/2022).
Selain itu, KIJA juga membayar tunai US$300 untuk setiap pemegang US$1.000 surat utang lama. Adapun tenggat waktu untuk periode awal persetujuan penukaran global bond ini adalah 7 Desember 2022.
Sebagai catatan, saat ini KIJA berupaya menata utang berdenominasi dolar AS. Sebelumnya pada Oktober 2022, KIJA meminjam dana sebesar US$100 juta dari PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) untuk membayar utang termasuk obligasi.
Baca Juga
Corporate Secretary Jababeka Budianto Liman mengatakan KIJA bersama BMRI telah menandatangani Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) untuk pinjaman berjangka. Jumlah yang dipinjam KIJA dari BMRI mencapai US$100 juta atau sekitar Rp1,52 triliun (kurs JISDOR Rp15.196) dengan bunga 5,50 persen per tahun.
KIJA memberikan jaminan berupa tanah dan bangunan di lapangan Golf Cikarang dan Jababeka Country Club atas nama PT Grahabuana Cikarang (GBC). Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tahun 2027 atau 5 tahun sejak penandatanganan perjanjian kredit.
Tujuan dari penggunaan pinjaman tersebut adalah untuk refinancing atau pembiayaan kembali utang yang ada. Hal ini termasuk utang obligasi US$300 juta dengan bunga 6,50 persen yang sebelumnya diterbitkan oleh anak usaha, yakni Jababeka International B.V.
"Dengan mengingat bahwa Pinjaman Mandiri akan digunakan oleh Perseroan untuk melakukan pembayaran atas utang yang ada, maka Perseroan berkeyakinan bahwa perolehan Pinjaman Mandiri dapat memberikan dampak yang baik bagi perseroan," ujar Budianto dikutip melalui keterbukaan informasi pada Kamis (6/10/2022).